Bakti Sosial UKM Hindu UNILA di Desa
Karang Endah
(Makalah Agama Hindu)
Oleh
Wayan Gracias
(1313023090)
PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR
Om
swastyastu,
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah kegiatan bakti sosial ini.
Makalah
ini berisi tentang ulasan dari kegiatan bakti sosial (baksos) yang diadakan
oleh mahasiswa anggota dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hindu
Universitas Lampung di desa Karang Endah, Bandar Jaya, Lampung Tengah. Adapun
tema dari kegiatan bakti sosial ini adalah “Membentuk Karakter yang
Berspiritual dan Beretika untuk Menuju Umat Yang Sedharma dan Berkualitas”.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik secara isi
maupun materi yang dibahas di dalamnya, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir
kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa
memberkati kita semua.
Om
Santi, Santi, Santi, Om
Bandarlampung,
29 November
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
|
|||
KATA PENGANTAR
|
ii
|
||
DAFTAR ISI
|
iii
|
||
BAB I. PENDAHULUAN
|
|||
1.1 Latar Belakang
|
1
|
||
1.2 Rumusan Masalah
|
2
|
||
1.3 Tujuan
|
2
|
||
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
|
|||
2.1 Sadhana
|
3
|
||
2.2 Krtanam
|
3
|
||
2.3 Yoga
|
3
|
||
2.4 Hukuman Bagi Orang Yang Meninggalkan Hindu
|
4
|
||
BAB III. PEMBAHASAN
|
|||
3.1 Persiapan Keberangkatan
|
6
|
||
3.2 Tiba di Lokasi dan Sambutan-Sambutan
|
7
|
||
3.3 Bersih-bersih Pura dan Ramah Tamah dengan Warga
|
8
|
||
3.4 Makan Malam dan Sembahyang Bersama
|
8
|
||
3.5 Istirahat Malam
|
10
|
||
3.6 Bangun Pagi
|
11
|
||
3.7 Membersihkan Pura dan Yoga
|
11
|
||
3.8 Membaca Bhagavad Gita, Perkenalan Diri, dan Games
|
12
|
||
3.9 Krtanam dan Penyuluhan Pendidikan
|
13
|
||
3.10 Sembahyang Siang
|
14
|
||
3.11 Istirahat Makan Siang
|
15
|
||
3.12 Pemberian Kenang-Kenangan
|
15
|
||
3.13 Persiapan Pulang Menuju Unila
|
16
|
||
BAB IV. PENUTUP
|
|||
4.1 Kesimpulan
|
17
|
||
4.2 Saran
|
18
|
||
DAFTAR PUSTAKA
|
|||
LAMPIRAN
1.1
Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bergantung
sehingga tidak bisa hidup secara mandiri dan pasti membutuhkan orang lain untuk
mengatasi kendala yang ada di kehidupannya. Maka itulah manusia juga sering
disebut sebagai makhluk sosial. Dalam menjalani kehidupan sosial tersebut, maka
diperlukan fasilitas serta cara untuk mempermudah diri agar dapat masuk ke
dalam ranah kehidupan sosial tersebut. Interaksi kemudian adalah suatu ungkapan
yang kemudian dapat menggambarkan cara untuk mempermudah terjadinya sebuah
hubungan antara seseorang dengan orang lain yang dikenal dengan komunikasi.
Bentuk komunikasi bermacam-macam, salah satunya yang penulis lakukan ini adalah
kegiatan bakti sosial. Sebagai salah satu bentuk komunikasi, kegiatan bakti
sosial merupakan salah satu bentuk amal dan kepedulian kita terhadap orang
lain. Dalam konteks ini, kegiatan bakti sosial yang dilakukan merupakan
kegiatan bakti sosial yang ditujukan kepada masyarakat Hindu Jawa agar
masyarakat Hindu Jawa dapat mendalami ilmu agamanya sehingga kelak kemudian
hari tidak meninggalkan agama Hindu. Kegiatan bakti sosial yang penulis lakukan
adalah atas dasar program kerja Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas
Lampung di bidang Kerohanian dan pemenuhan tugas matakuliah agama Hindu.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
sehingga diperlukan pelaksanaan kegiatan sosial ini adalah:
a.
Mengapa perlu
diadakan kegiatan bakti sosial?
b.
Bagaimana cara
meningkatkan keyakinan masyarakat Hindu terutama masyarakat Hindu Jawa agar
kelak kemudian hari tidak pindah agama?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan pelaksanaan kegiatan bakti sosial ini adalah sebagai berikut:
a.
Untuk
meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama umat Hindu di Lampung
b.
Mensosialisasikan
tentang prosedur pelaksanaan sadhana yang baik dan benar.
c.
Meningkatkan
kemandirian bagi mahasiswa dan proses pengkaderan terhadap mahasiswa baru
|
|
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sadhana
Sadhana merupakan kegiatan bhakti yang dilaksanakan
sehari-hari. Memahami masalah energy dalam tubuh dan alam semesta sangatlah
rumit, pikiran dan akal tidaklah mampu untuk menerangkannya lebih rinci. Sebab
apapun yang ada di dunia ini adalah milik-Nya.
(Maharta, 2011)
2.2 Krtanam
Krtanam adalah berbhakti dengan melantunkan
kidung-kidung suci keagamaan yang berisikan pujian terhadap kemahakuasaan dan
keagungan Brahman. Tidak hanya melalui mantram-mantram saja, memuja kebesaran
Tuhan juga dapat dilagukan dengan lagu, yaitu lagu-lagu suci atau biasa disebut
lagu rohani (krtanam).
(Maharta, 2011)
2.3 Yoga
Yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh yang
terbentuk dari kebudayaan India kuno sejak 3000 SM yang lalu.
Manfaat Yoga:
Berlatih yoga secara teratur akan memberikan manfaat
yang besar, antara lain:
1.
Meninkatkan rasa
percaya diri
2.
Meningkatkan
fungsi kalenjar endokrin
3.
Meningkatkan
sirkulasi darah keseluruh sel tubuh dan otak
4.
Meningkatkan
paru-paru bernafas
5.
Membuang racun
dalam tubuh
6.
Meremajakan
sel-sel tubuh dan memperlambat penuaan
7.
Memurnikan saraf
pusat
8.
Mengurangi
ketegangan tubuh
9.
Meningkatkan
kesadaran pada lingkungan
(Maharta, 2011)
Menurut buku sadhana (2013), yoga terdiri dari
beberapa jenis, yang masing-masing memiliki beberapa gerakan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a.
Pranayama,
terdiri dari Abhyantar Pranayama, Bahyantar Pranayama, Surya Bhedi Pranayama,
Anulom Vilom Pranayama, Bhastrika Pranayama, Kapal Bhati Pranayama, dan
Bhremari Pranayama.
b.
Suryanamaskar,
berarti memuja kepada Dewa Surya sebagai sumber kehidupan dengan 12 gerakan dan
12 doa pemujaan.
c.
Asanas, terdiri
dari posisi duduk, tidur, dan berdiri.
(Maharta, 2013)
2.4 Hukuman Bagi Orang yang Meninggalkan Agama
Hindu
Hukuman
bagi orang yang meninggalkan agama Hindu antara lain sebagai berikut:
1.
Setelah ajalnya
tiba, atmannya tidak aka menemukan jalan menuju swarga loka.
2.
Tidak akan
pernah mencapai kebahagiaan, kesempurnaan, dan tujuan tertinggi (moksa)
3.
Atman akan
tenggelam ke dalam neraka
Adapun hak-hak yang hilang bagi orang yang
meninggalkan agama Hindu antara lain:
1.
Pintu swargan tertutup
2.
Tidak ada lagi
bantuan dari leluhur
3.
Tidak lagi
memiliki hak waris, karena hak waris melekat pada Tri Rna
4.
Tidak mampu
mencapai alam tiga dimensi, melainkan hanya sampai alam satu dimensi
(Maharta, 2013)
III. PEMBAHASAN
3.
1 Persiapan Keberangkatan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hindu Universitas
Lampung melakukan persiapan keberangkatan untuk melakukan kegiatan bakti sosial
yang dilaksanakan pada 16 November 2013. Kegiatan bakti sosial ini merupakan program
yang dilaksanakan setiap tahun dan merupakan program kerja salah satu program
kerja UKM. Kegiatan bakti sosial ini tidak hanya dilakukan di desa Karang
Endah, melainkan ada beberapa lokasi lain, yakni desa Tri Murjo Bedeng 10, desa
Indra, dan desa RB. Kegiatan bakti sosial dilaksanakan selama 2 hari, yaitu
pada 16 November 2013 dan 17 November 2013. Adapun ketua dari program bakti
sosial pada tahun ini ialah Nyoman Herman Ardike.
Mahasiswa mempersiapkan barang-barang yang akan
dibawa diantaranya tas yang berisi pakaian ganti, karpet yoga, tanaman hias,
kelapa gading, dan buku-buku agama untuk disumbangkan jika ada. Mahasiswa
berangkat menuju lokasi pada pukul 12.30 WIB. Mahasiswa berangkat menuju lokasi
bakti sosial dengan menggunakan bus, telah disediakan 2 buah bus yang akan
mengantar menuju lokasi bakti sosial. Bakti sosial yang dilaksanakan di desa
Karang Endah dan Bandar Jaya Timur (Indra) berangkat bersama menggunakan bus 1.
Sedangkan bakti sosial yang dilaksanakan di desa Tri Murjo Bedeng 10 dan RB
menggunakan bus 3. Selain menggunakan bus, kami, para mahasiswa ada juga yang
berangkat menggunakan kendaraan bermotor.
3.2
Tiba di Lokasi dan
Sambutan-Sambutan
Setelah melakukan perjalanan, akhirnya kami pun tiba
di desa Karang Endah, Lampung Tengah, tepatnya di Pura Tanjung Sweta.
Kedatangan kami disambut oleh bapak Parisadha desa Karang Endah, yaitu Bapak
Susanto, ketua muda-mudi, saudara Mujianto, dan satu orang perwakilan dari
penduduk.
Sambutan yang pertama disampaikan oleh bapak
Parisadha, yaitu bapak Susanto, beliau merasa senang atas kedatangan kami, yang
merupakan mahasiswa UKM Hindu Unila. Beliau menyampaikan tentang jumlah KK yang
beragama Hindu di desa Karang Endah. Disampaikan bahwa sekarang terdapat 42 KK
dari yang sebelumnya terdapat 60 KK. Menurunnya jumlah KK ini disebabkan oleh
masyarakat yang pindah ke agama lain karena pernikahan, selain itu banyak yang
ketika kedua orangtuanya sudah meninggal kemudian keturunannya pindah agama.
Beliau juga menyampaikan tentang sejarah pembangunan Pura Tanjung Sweta ini,
dan beliau mengharapkan agar kami selaku mahasiswa dapat memaklumi keadaan pura
tersebut dikarenakan beliau menyatakan bahwa pura ini memiliki beberapa
kesalahan dalam pembangunannya, arahnya, ataupun bentuk bangunannya yang tidak
memenuhi syarat seperti pura-pura lain. Dan diakhir kata, beliau mengharapkan
agar kegiatan yang kami lakukan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa UKM Hindu
Unila dan penduduk setempat serta pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar
dan tidak ada hambatan.
Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh ketua
muda-mudi desa Karang Endah, yaitu saudara Mujianto. Beliau menyampaikan bahwa
jumlah muda-mudi di desa ini jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya terdapat
20 orang. Hal ini disebabkan banyak remaja yang telah mencari pekerjaan di luar
desa ketika sudah tamat SMA. Beliau juga meminta maaf karena tidak banyak warga
yang dapat menyambut kedatangan kami disebabkan kesibukan oleh pekerjaan warga.
Beberapa kalimat juga disampaikan oleh ketua bidang organisasi UKM Hindu Unila,
Komang Puspa yang bermaksud untuk memohon izin untuk melakukan kegiatan bakti
sosial, beserta niat dan tujuan kami untuk melakukan kegiatan bakti sosial ini
3.3 Bersih-Bersih Pura dan Ramah Tamah dengan
Warga
Sambil menunggu beberapa panitia lain yang masih di
dalam perjalanan menuju desa Karang Endah yang tertimpa musibah dalam
perjalanan, kami membersihkan lingkungan sekitar pura. Lingkungan tempat
sembahyang tidaklah kotor, hanya saja di pinggir-pinggir pura terdapat beberapa
tumpukan sampah. Sampah tersebut juga merupakan sampah daun-daunan.
Setelah membersihkan pura dan semua panitia
berkumpul, kami pun melanjutkan kegiatan dengan pergi menuju rumah warga, kami
menginap di rumah saudara Mujianto dan diberikan sambutan yang hangat oleh
keluarganya. Jarak yang ditempuh dari pura menuju rumah saudara Mujianto kurang
lebih 1.5 km sehingga kami memerlukan sarana transportasi seperti sepeda motor
untuk menempuh perjalanan bolak-balik pura dan rumah warga demi menjalankan
aktivitas kami.
3.4 Makan Malam dan Sembahyang Bersama
Setelah melakukan beberapa bincang-bincang dengan
keluarga saudara Mujianto kami pun melanjutkan aktivitas kami dengan mandi satu
per satu. Sembari menunggu antrian mandi, kami pun dikabari bahwa ada warga
yang meninggal dunia. Hal ini membuat susunan kegiatan yang kami susun harus
kami susun kembali, maka sebagai bentuk kepedulian kami, kami mengirimkan
beberapa orang dari panitia untuk pergi melayat pada keesokan hari. Setelah
semua panitia selesai mandi, kami pun melanjutkan dengan makan malam. Makanan yang
disediakan cukup lezat, yakni sayur nangka, sambal telur, dan kerupuk. Kami
menikmati makanan tersebut dengan sukacita mengingat perut kami sudah lapar
sejak menempuh perjalanan menuju desa Karang Endah.
Setelah selesai makan malam, kegiatan kami lanjutkan
dengan melakukan persembahyangan dengan menggunakan urutan sadhana yang baik
dan benar. Sembahyang bersama dengan warga kami lakukan di rumah saudara
Mujianto mengingat cuaca sedang hujan sehingga tidak memungkinkan untuk
sembahyang di daerah terbuka. Pada pukul 19.00 WIB warga sudah mulai banyak
yang berdatangan ke rumah saudara Mujianto untuk melakukan sembahyang bersama.
Sebelum melakukan persembahyangan, dilakukan pengenalan beberapa urutan sadhana
yang baik dan benar oleh Ni Wayan Novita Sari yang juga berperan sebagai
pembawa acara di setiap kegiatan bakti sosial ini, kemudian dilanjutkan dengan
pembagian kertas print out sadhana yang kemudian dibagikan kepada warga.
Kegiatan sadhana ini dimulai dengan berkirtanam, yaitu memuja dewa-dewi melalui
nyanyian. Sebelum memulainya, dilakukan doa sebelum krtanam yang dipimpin oleh
Wayan Rasta. Setelah selesai, maka krtanam pun dimulai dengan memainkan alat
musik dan diikuti oleh nyanyian yang dilagukan. Warga mengikuti dengan membaca
teks lagu krtanam yang telah diberikan. Beberapa panitia juga membantu
membimbing warga dalam menyanyikan lagu krtanam. Setelah krtanam, sadhana
dilanjutkan dengan berkidung. Kami mengenalkan contoh kidung yang kami gunakan
di UKM. Karena mayoritas penduduk merupakan masyarakat Hindu Jawa, maka tidak
heran bila masyarakat ada yang bertanya kepada panitia apakah kidung yang kami
gunakan merupakan kidung Bali. Masyarakat pun juga menyanyikan kidung yang
mereka gunakan dalam sembahyang, dan mereka juga memberikan beberapa buku kidung
apabila kami ingin ikut melantunkan kidung tersebut. Selanjutnya
persembahyangan pun dipimpin oleh mangku yang biasa memimpin persembahyangan di
desa ini. Persembahyangan berakhir pada pukul 21.30 WIB. Menurut saya,
perkembangan pengetahuan penduduk tentang agama di desa ini sudah baik dan
sudah maju, karena apa yang kami kenalkan sudah banyak mereka pelajari
sebelumnya, dan hanya sedikit saja kurangnya, kami dari UKM hanya menambahkan
saja. Terjadi perkembangan pengetahuan agama pada masyarakat ini dikarenakan
pada tahun 2012, ada juga kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu yang
melakukan praktik kerja lapangan yang dilakukan di desa Karang Endah ini selama
3 bulan untuk memberikan penyuluhan tentang agama kepada warga. Jadi, saya
menganggap hal ini wajar karena sebelumnya warga telah diberikan bekal yang
sama dengan yang kami berikan sehingga warga pun terbuka wawasannya mengetahui
tentang agama dan saya bersyukur karena masih banyak juga ternyata umat Hindu
khususnya Hindu Jawa yang memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap agama
Hindu untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Setelah persembahyangan selesai, kegiatan kami
lanjutkan dengan merapikan rumah saudara Mujianto dan membersihkan piring yang
kotor. Setelah selesai, dikarenakan ada warga setempat yang meninggal dunia,
maka seluruh panitia kegiatan bakti sosial pun berkumpul untuk membahas susunan
acara kegiatan bakti sosial ini kembali dengan menambah kegiatan kami, yaitu
mengirimkan beberapa perwakilan dari panitia untuk pergi melayat bersama dengan
penduduk yang ikut pergi melayat juga.
3.5 Istirahat Malam
Setelah selesai membahas run down kegiatan yang akan
kami lakukan esok hari, maka seluruh panitia bakti sosial pun melakukan
istirahat atau tidur malam.
3.6 Bangun Pagi
Pada pagi harinya, seluruh panitia bangun pagi
sekitar pukul 5 atau lebih. Kemudian dilanjutkan dengan mandi pagi satu per
satu. Sembari menunggu antrian mandi, kami pun membersihkan lingkungan dalam
ataupun luar rumah saudara Mujianto, dan juga membantu panitia konsumsi untuk
menyiapkan sarapan untuk seluruh panitia.
3.7 Membersihkan Pura dan Yoga
Sementara panitia konsumsi sibuk menyiapkan sarapan,
setelah mandi panitia yang lain pergi ke pura Tanjung Sweta untuk melakukan
beberapa persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan di pura, dimulai dengan
membersihkan lingkungan pura, mencari bunga untuk sembahyang pagi, dan
menyiapkan karpet yoga yang akan digunakan sebagai alas sembahyang dan yoga
untuk anak-anak yang akan datang untuk beryoga (pasraman kilat). Serta menyiapkan
alat-alat krtanam, dan juga beberapa hadiah untuk anak-anak kecil. Sekitar
pukul 07.00 WIB sudah mulai ada beberapa anak-anak yang datang ke pura, ada
juga anak-anak yang diantar oleh saudara Bambang yang merupakan salah satu
pemuda desa yang ikut serta menyukseskan kegiatan bakti sosial kami, anak-anak
yang datang berantusias mengikuti kegiatan yang kami laksanakan walaupun
jumlahnya tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan banyak anak-anak yang ikut
dengan orangtuanya untuk pergi ke pemakaman warga yang meninggal tersebut.
Setelah terlihat cukup banyak anak-anak yang
berkumpul, maka kamipun memulai kegiatan dengan bersembahyang bersama.
Persembahyangan dipimpin oleh Wayan Ari Suda. Kegiatan sembahyang dilanjutkan
dengan beryoga. Gerakan yoga dicontohkan oleh Wayan Ari Suda dan Wayan Murnita
Meilani. Dan gerakannya dipimpin dan dijelaskan oleh Adnan Alit Suprayogi.
Panitia pun turut ikut serta dalam membenarkan
gerakan yang salah pada ana-anak.
Anak-anak terlihat cukup antusias dan menikmati pelajaran beryoga
ini. Pada saat kegiatan yoga ini,
sebagian panitia ada yang membenarkan gerakan yoga anak-anak dan sebagian
kembali ke rumah saudara Mujianto untuk menyantap sarapan pagi. Hal ini
dilakukan secara bergilir agar kegiatan di pura tidak terbengkalai. Kegiatan
yoga dilanjutkan dengan relaksasi dan meditasi yang selanjutnya dibina oleh Ni
Wayan Novita Sari.
3.8 Membaca Bhagavad Gita, Perkenalan Diri, dan
Games
Setelah selesai beryoga, kegiatan dilanjutkan dengan
belajar membaca bhagavad gita. Sebelum memulainya, kami selaku panitia
memperkenalkan diri kami satu per satu di hadapan anak-anak. Dan anak-anak pun
secara bergilir memperkenalkan diri mereka. Dan kegiatan belajar membaca
bhagavad gita pun dimulai, sebelumnya anak-anak diberikan print out sloka yang
akan di pelajari. Sloka yang dipelajari adalah bhagavad gita III. 35. Adapun
bunyi sloka dari ayat tersebut adalah :
sreyan sva dharmo vigunah
para dharmat svanusthitat
sva dharme nidhanam sreyah
para dharmo bhayavahah
Cara melantunkan slokanya dengan menggunakan nada
yang paling mudah sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh anak-anak.
Sebelumnya pembacaan sloka dicontohkan oleh Ni Wayan Novita Sari dan Kadek
Ceria Sukma, kemudian diikuti oleh anak-anak. Setelah latihan terasa cukup,
maka anak-anak dites satu persatu untuk membaca sloka tersebut, dan siapa yang
berani mengacungkan jarinya untuk membaca sloka tersebut dapat mendapatkan
hadiah. Terlihat ada beberapa anak yang berani dalam membaca sloka tersebut dan
mendapatkan hadiah sebagai imbalan atas keberaniannya.
Setelah kegiatan belajar membaca bhagavad gita
selesai, maka kira-kira pukul 11.00 WIB panitia melanjutkan dengan memberikan
permainan (games), ada beberapa games yang diberikan panitia dan tak jarang
anak-anak yang mendapatkan hadiah. Anak-anak terlihat senang saat melakukan
permainan (games).
3.9 Krtanam dan Penyuluhan Pendidikan
Setelah melakukan permainan, kegiatan selanjutnya
yaitu belajar krtanam yang dipandu oleh Wayan Rasta dan Adnan Alit Suprayogi.
Pertama-tama, dicontohkan terlebih dahulu oleh Wayan Rasta dan Adnan Alit
Suprayogi kemudian diikuti oleh anak-anak. Teks krtanam yang disediakan pada
saat belajar tidak mencukupi sehingga teks krtanam dituliskan di papan tulis.
Krtaman yang diajarkan kepada anak-anak yaitu Ganesha Krtanam (Jay-Jay dan
Gajavadana). Antusias anak-anak untuk belajar krtanama dengan menyanyikan lagu-lagu
krtanam sangat tinggi, mereka sangat senang ketika belajar krtanam.
Setelah belajar krtanam, anak-anak diberikan
penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan yang diberikan oleh Komang Puspa,
yang merupakan koordinator bidang organisasi UKM Hindu Unila. Beliau
menyampaikan bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kita, dan kita harus
mengejar cita-cita sesuai apa yang kita inginkan. Selanjutnya penyuluhan
dilanjutkan oleh saudara Tresno Wijaya. Beliau banyak menceritakan tentang
sejarah perkembangan agama Hindu dapat menyebar di Nusantara, khususnya umat
Hindu suku Jawa. Beliau menceritakan bahwa umat Hindu dapat tersebar di
Indonesia disebabkan oleh beberapa tragedi. Yang pertama, meletusnya gunung
Agung di Bali. Hal ini menyebabkan banyaknya penduduk yang ada di Bali harus
ditransmigrasikan ke daerah-daerah lain di Indonesia karena wilayah tempat
mereka tinggal telah hancur terusak akibat meletusnya gunung Agung tersebut.
Tragedi yang kedua yang menyebabkan umat Hindu tersebar di Indonesia adalah
akibat tragedi G30/S PKI. Terjadi pembantaian umat secara besar-besaran di Bali
sehingga setelah kejadian tersebut masyarakat berpindah tempat tinggal untuk
mencari daerah yang aman. Untungnya masih tersisa banyak umat Hindu yang ada di
Bali. Maka itulah, masyarakat Hindu Jawa hendaknya jangan berpindah ke agama
lain, karena masyarakat Hindu Jawa berasal dari umat Hindu Bali, dan pada
intinya, masyarakat Umat Hindu harus tetap mempertahankan keyakinannya sebagai
Hindu dan tidak pindah ke agama lain. Selain itu, beliau juga menyampaikan agar
kita selalu berbuat baik. Tujuan kita berbuat baik tidak hanya untuk mencari
keselamatan dan mencari Swarga Loka, tetapi juga sebagai media perputaran
atman. Apabila kita terus berbuat baik, maka kita pun kelak akan mendapatkan keturunan
yang baik juga. Beliau juga menghimbau agar kita sebagai masyarakat Hindu,
janganlah menjadi Hindu yang ke India-Indiaan. Karena cara kita menjalankan
agama kita selain berdasarkan kitab suci juga merupakan warisan budaya yang
berasal dari leluhur kita. Itulah pesan yang beliau sampaikan kepada segenap
panitia bakti sosial dan anak-anak yang turut ikut serta. Sebenarnya masih
banyak kata-kata yang ingin beliau sampaikan kepada kami semua, tetapi
mengingat waktu yang terbatas, beliau hanya dapat menyampaikan hal yang telah
dijelaskan diatas.
3.10 Sembahyang Siang
Setelah kegiatan penyuluhan pendidikan selesai, maka
kami pun melakukan sembahyang siang. Kegiatan persembahyangan dipimpin oleh
Wayan Ari Suda.
3.11 Istirahat Makan Siang
Setelah melakukan sembahyang siang, kegiatan kami
lanjutkan dengan istirahat makan siang, kali ini kami selaku panitia tidak
perlu pergi ke rumah saudara Mujianto untuk makan siang, karena makanan sudah
diantarkan ke pura Tanjung Sweta oleh panitia konsumsi.
3.12 Pemberian Kenang-Kenangan
Setelah makan siang, anak-anak yang ikut serta
menyukseskan kegiatan baksos kami dibubarkan dan dikembalikan ke kediamannya
masing-masing, karena kegiatan bakti sosial kami sudah selesai. Karena
kiegiatan sudah selesai, kami pun bergegas untuk membersihkan lingkungan
sekitar pura dan juga membersihkan ruangan yang digunakan untuk memberikan
penyuluhan pendidikan. Setelah selesai membersihkan lingkungan sekitar pura,
maka panitia pun dikumpulkan untuk berfoto bersama. Terlihat sudah banyak warga
yang datang ke pura, maka kami pun berbaris berjejer dan berfoto bersama bapak
Parisadha, ketua muda-mudi, dan masyarakat setempat. Tidak lupa pemberian
kenang-kenangan dari kami, berupa buku sadhana, tanaman hias, dan bingkai.
Kenang-kenangan ini diserahkan oleh Kadek Ceria Sukma dan Komang Puspa kepada
bapak Parisadha desa Karang Endah.
Setelah itu, kami berkumpul di dalan ruangan dan
menyampaikan kesan dan kesan kami selama kami mengadakan kegiatan bakti sosial.
Perwakilan penyampaian pesan dan kesan dari pihak UKM Hindu Unila disampaikan
oleh Sayu Okta dan Komang Puspa. Kami merasa bahwa partisipasi yang telah
diberikan kepada warga desa Karang Endah lebih dari cukup dan kamipun sangat
berterimakasih atas pelayanan yang diberikan selama kami tinggal di rumah
saudara Mujianto. Karena apa yang kami dapat lebih dari apa yang kami harapkan,
saudari Sayu Okta pun sampai menangis terharu karena kebaikan warga kepada
kami. Sedangkan dari pihak warga desa Karang Endah pesan dan kesan disampaikan
oleh ketua Parisadha Karang Endah, bapak Susanto dan ketua muda-mudi, saudara
Mujianto. Beliau menyatakan bahwa mereka sangat berterimakasih atas kedatangan
kami ke desa Karang Endah untuk melakukan bakti sosial, dan mereka berharap
agar kami dapat berkunjung ke desa Karang Endah lagi lain waktu untuk melakukan
kegiatan yang sama ataupun hanya bermain untuk beramah-tamah dengan warga
setempat. Kami pun berharap dapat berkunjung kembali ke desa Karang Endah ini.
3.13 Persiapan Pulang Menuju Unila
Setelah selesai melakukan pamitan dengan warga, maka
kami pun kembali ke rumah saudara Mujianto untuk mengambil barang-barang kami.
Setelah itu kami berpamitan dengan keluarga saudara Mujianto dan kembali lagi
ke pura Tanjung Sweta dan menunggu kedatangan bus untuk mengantarkan kami
pulang menuju Unila. Dan ketika bus datang, kami pun naik ke bus dan akhirnya
sampai dengan selamat di Unila.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan bakti sosial yang telah dilaksanakan
dan penyampaian materi tentang sadhana yang telah diberikan kepada warga di
desa Karang Endah, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai manusia, hendaknya kita
harus peduli terhadap sesama, khususnya dalam konteks ini adalah kepedulian
terhadap sesama umat Hindu, salah satunya diperlukan sosialisasi tentang
keagamaan, cara bersembahyang/sadhana yang baik dan benar, dan sosialisasi tentang
pentingnya pendidikan bagi kita sehingga umat Hindu yang tinggalnya di pedesaan
tidak kalah dengan umat yang tinggal di kota. Selain itu, supaya umat Hindu,
khususnya dalam ruang lingkup kegiatan bakti sosial ini adalah umat Hindu Jawa,
agar kelak kemudian hari tidak berpindah ke agama lain dan tetap mempertahankan
Hindu.
Manfaat dari kegiatan bakti sosial ini selain
sebagai sarana berbagi terhadap sesame yaitu, diantaranya bagi mahasiswa adalah
meningkatkan kemandirian serta dapat terjun langsung kedalam masyarakat untuk
menerapkan ilmu yang telah dipelajari, serta dapat berkomunikasi dengan baik
dengan masyarakat.
4.2 Saran
Saran penulis terhadap kegiatan bakti sosial yang
telah dilaksanakan tidak banyak, karena penulis menganggap bahwa kegiatan bakti
sosial yang dilaksanakan telah sukses dan semua kegiatan yang telah
direncanakan sudah terlaksanakan dengan baik walaupun terdapat beberapa kendala
seperti habisnya baterai kamera yang menyebabkan panitia pendokumentasian agak
sulit untuk mengabadikan momen-momen yang terjadi saat kegiatan dan kendala
yang tidak terduga seperti adanya warga yang meninggal dunia pada saat kami melakukan
kegiatan bakti sosial yang menyebabkan hanya sedikit anak-anak yang datang ke
pura untuk mengikuti pasraman kilat dikarenakan banyak anak-anak yang ikut
dengan orangtuanya untuk pergi melayat.
Adapun dari pembuatan makalah ini, penulis menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dari makalah ini, jadi penulis mengharapkan
banyak saran dan kritik dari pembaca yang dapat membangun sehingga makalah ini
isinya dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Maharta, Nengah dan Ni Wayan
Seruni. 2011. Kumpulan Naskah Dharma
Wacana. Lampung: Percetakan Prima
Maharta, Nengah dan Ni Wayan
Seruni. 2013. Mewujudkan Putra Suputra
dan Keluarga Sukinah. Lampung: Parisada Provinsi Lampung
Maharta, Nengah dan Ni Wayan
Seruni. 2013. Sadhana. Lampung:
Parisada Provinsi Lampung