Contoh Makalah Kegiatan Bakti Sosial Agama Hindu



Bakti Sosial UKM Hindu UNILA di Desa Karang Endah
(Makalah Agama Hindu)


Oleh
Wayan Gracias
(1313023090)

PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013



KATA PENGANTAR

Om swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah kegiatan bakti sosial ini.
Makalah ini berisi tentang ulasan dari kegiatan bakti sosial (baksos) yang diadakan oleh mahasiswa anggota dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hindu Universitas Lampung di desa Karang Endah, Bandar Jaya, Lampung Tengah. Adapun tema dari kegiatan bakti sosial ini adalah “Membentuk Karakter yang Berspiritual dan Beretika untuk Menuju Umat Yang Sedharma dan Berkualitas”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik secara isi maupun materi yang dibahas di dalamnya, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua.
Om Santi, Santi, Santi, Om
 Bandarlampung, 29 November 2013


                                                             Penulis



DAFTAR ISI



Halaman
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

iii



BAB I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

1
1.2 Rumusan Masalah

2
1.3 Tujuan

2



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sadhana

3
2.2 Krtanam

3
2.3 Yoga

3
2.4 Hukuman Bagi Orang Yang Meninggalkan Hindu

4



BAB III. PEMBAHASAN


3.1 Persiapan Keberangkatan

6
3.2 Tiba di Lokasi dan Sambutan-Sambutan

7
3.3 Bersih-bersih Pura dan Ramah Tamah dengan Warga

8
3.4 Makan Malam dan Sembahyang Bersama

8
3.5 Istirahat Malam

10
3.6 Bangun Pagi

11
3.7 Membersihkan Pura dan Yoga

11
3.8 Membaca Bhagavad Gita, Perkenalan Diri, dan Games

12
3.9 Krtanam dan Penyuluhan Pendidikan

13
3.10 Sembahyang Siang

14
3.11 Istirahat Makan Siang

15
3.12 Pemberian Kenang-Kenangan

15
3.13 Persiapan Pulang Menuju Unila

16



BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan

17
4.2 Saran

18



DAFTAR PUSTAKA





LAMPIRAN



                

I. PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang bergantung sehingga tidak bisa hidup secara mandiri dan pasti membutuhkan orang lain untuk mengatasi kendala yang ada di kehidupannya. Maka itulah manusia juga sering disebut sebagai makhluk sosial. Dalam menjalani kehidupan sosial tersebut, maka diperlukan fasilitas serta cara untuk mempermudah diri agar dapat masuk ke dalam ranah kehidupan sosial tersebut. Interaksi kemudian adalah suatu ungkapan yang kemudian dapat menggambarkan cara untuk mempermudah terjadinya sebuah hubungan antara seseorang dengan orang lain yang dikenal dengan komunikasi. Bentuk komunikasi bermacam-macam, salah satunya yang penulis lakukan ini adalah kegiatan bakti sosial. Sebagai salah satu bentuk komunikasi, kegiatan bakti sosial merupakan salah satu bentuk amal dan kepedulian kita terhadap orang lain. Dalam konteks ini, kegiatan bakti sosial yang dilakukan merupakan kegiatan bakti sosial yang ditujukan kepada masyarakat Hindu Jawa agar masyarakat Hindu Jawa dapat mendalami ilmu agamanya sehingga kelak kemudian hari tidak meninggalkan agama Hindu. Kegiatan bakti sosial yang penulis lakukan adalah atas dasar program kerja Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu Universitas Lampung di bidang Kerohanian dan pemenuhan tugas matakuliah agama Hindu.



1.2     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah sehingga diperlukan pelaksanaan kegiatan sosial ini adalah:
a.          Mengapa perlu diadakan kegiatan bakti sosial?
b.         Bagaimana cara meningkatkan keyakinan masyarakat Hindu terutama masyarakat Hindu Jawa agar kelak kemudian hari tidak pindah agama?

1.3     Tujuan

Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan bakti sosial ini adalah sebagai berikut:
a.          Untuk meningkatkan rasa kepedulian terhadap sesama umat Hindu di Lampung
b.         Mensosialisasikan tentang prosedur pelaksanaan sadhana yang baik dan benar.
c.          Meningkatkan kemandirian bagi mahasiswa dan proses pengkaderan terhadap mahasiswa baru

 




 
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Sadhana
Sadhana merupakan kegiatan bhakti yang dilaksanakan sehari-hari. Memahami masalah energy dalam tubuh dan alam semesta sangatlah rumit, pikiran dan akal tidaklah mampu untuk menerangkannya lebih rinci. Sebab apapun yang ada di dunia ini adalah milik-Nya.
(Maharta, 2011)

2.2   Krtanam
Krtanam adalah berbhakti dengan melantunkan kidung-kidung suci keagamaan yang berisikan pujian terhadap kemahakuasaan dan keagungan Brahman. Tidak hanya melalui mantram-mantram saja, memuja kebesaran Tuhan juga dapat dilagukan dengan lagu, yaitu lagu-lagu suci atau biasa disebut lagu rohani (krtanam).
(Maharta, 2011)

2.3   Yoga
Yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh yang terbentuk dari kebudayaan India kuno sejak 3000 SM yang lalu.


Manfaat Yoga:
Berlatih yoga secara teratur akan memberikan manfaat yang besar, antara lain:
1.      Meninkatkan rasa percaya diri
2.      Meningkatkan fungsi kalenjar endokrin
3.      Meningkatkan sirkulasi darah keseluruh sel tubuh dan otak
4.      Meningkatkan paru-paru bernafas
5.      Membuang racun dalam tubuh
6.      Meremajakan sel-sel tubuh dan memperlambat penuaan
7.      Memurnikan saraf pusat
8.      Mengurangi ketegangan tubuh
9.      Meningkatkan kesadaran pada lingkungan
(Maharta, 2011)
Menurut buku sadhana (2013), yoga terdiri dari beberapa jenis, yang masing-masing memiliki beberapa gerakan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Pranayama, terdiri dari Abhyantar Pranayama, Bahyantar Pranayama, Surya Bhedi Pranayama, Anulom Vilom Pranayama, Bhastrika Pranayama, Kapal Bhati Pranayama, dan Bhremari Pranayama.
b.      Suryanamaskar, berarti memuja kepada Dewa Surya sebagai sumber kehidupan dengan 12 gerakan dan 12 doa pemujaan.
c.       Asanas, terdiri dari posisi duduk, tidur, dan berdiri.

(Maharta, 2013)

2.4   Hukuman Bagi Orang yang Meninggalkan Agama Hindu
Hukuman bagi orang yang meninggalkan agama Hindu antara lain sebagai berikut:
1.      Setelah ajalnya tiba, atmannya tidak aka menemukan jalan menuju swarga loka.
2.      Tidak akan pernah mencapai kebahagiaan, kesempurnaan, dan tujuan tertinggi (moksa)
3.      Atman akan tenggelam ke dalam neraka
Adapun hak-hak yang hilang bagi orang yang meninggalkan agama Hindu antara lain:
1.      Pintu swargan tertutup
2.      Tidak ada lagi bantuan dari leluhur
3.      Tidak lagi memiliki hak waris, karena hak waris melekat pada Tri Rna
4.      Tidak mampu mencapai alam tiga dimensi, melainkan hanya sampai alam satu dimensi
(Maharta, 2013)




III. PEMBAHASAN

3. 1   Persiapan Keberangkatan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Hindu Universitas Lampung melakukan persiapan keberangkatan untuk melakukan kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan pada 16 November 2013. Kegiatan bakti sosial ini merupakan program yang dilaksanakan setiap tahun dan merupakan program kerja salah satu program kerja UKM. Kegiatan bakti sosial ini tidak hanya dilakukan di desa Karang Endah, melainkan ada beberapa lokasi lain, yakni desa Tri Murjo Bedeng 10, desa Indra, dan desa RB. Kegiatan bakti sosial dilaksanakan selama 2 hari, yaitu pada 16 November 2013 dan 17 November 2013. Adapun ketua dari program bakti sosial pada tahun ini ialah Nyoman Herman Ardike.
Mahasiswa mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa diantaranya tas yang berisi pakaian ganti, karpet yoga, tanaman hias, kelapa gading, dan buku-buku agama untuk disumbangkan jika ada. Mahasiswa berangkat menuju lokasi pada pukul 12.30 WIB. Mahasiswa berangkat menuju lokasi bakti sosial dengan menggunakan bus, telah disediakan 2 buah bus yang akan mengantar menuju lokasi bakti sosial. Bakti sosial yang dilaksanakan di desa Karang Endah dan Bandar Jaya Timur (Indra) berangkat bersama menggunakan bus 1. Sedangkan bakti sosial yang dilaksanakan di desa Tri Murjo Bedeng 10 dan RB menggunakan bus 3. Selain menggunakan bus, kami, para mahasiswa ada juga yang berangkat menggunakan kendaraan bermotor.


3.2   Tiba di Lokasi dan Sambutan-Sambutan
Setelah melakukan perjalanan, akhirnya kami pun tiba di desa Karang Endah, Lampung Tengah, tepatnya di Pura Tanjung Sweta. Kedatangan kami disambut oleh bapak Parisadha desa Karang Endah, yaitu Bapak Susanto, ketua muda-mudi, saudara Mujianto, dan satu orang perwakilan dari penduduk.
Sambutan yang pertama disampaikan oleh bapak Parisadha, yaitu bapak Susanto, beliau merasa senang atas kedatangan kami, yang merupakan mahasiswa UKM Hindu Unila. Beliau menyampaikan tentang jumlah KK yang beragama Hindu di desa Karang Endah. Disampaikan bahwa sekarang terdapat 42 KK dari yang sebelumnya terdapat 60 KK. Menurunnya jumlah KK ini disebabkan oleh masyarakat yang pindah ke agama lain karena pernikahan, selain itu banyak yang ketika kedua orangtuanya sudah meninggal kemudian keturunannya pindah agama. Beliau juga menyampaikan tentang sejarah pembangunan Pura Tanjung Sweta ini, dan beliau mengharapkan agar kami selaku mahasiswa dapat memaklumi keadaan pura tersebut dikarenakan beliau menyatakan bahwa pura ini memiliki beberapa kesalahan dalam pembangunannya, arahnya, ataupun bentuk bangunannya yang tidak memenuhi syarat seperti pura-pura lain. Dan diakhir kata, beliau mengharapkan agar kegiatan yang kami lakukan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa UKM Hindu Unila dan penduduk setempat serta pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan.
Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh ketua muda-mudi desa Karang Endah, yaitu saudara Mujianto. Beliau menyampaikan bahwa jumlah muda-mudi di desa ini jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya terdapat 20 orang. Hal ini disebabkan banyak remaja yang telah mencari pekerjaan di luar desa ketika sudah tamat SMA. Beliau juga meminta maaf karena tidak banyak warga yang dapat menyambut kedatangan kami disebabkan kesibukan oleh pekerjaan warga. Beberapa kalimat juga disampaikan oleh ketua bidang organisasi UKM Hindu Unila, Komang Puspa yang bermaksud untuk memohon izin untuk melakukan kegiatan bakti sosial, beserta niat dan tujuan kami untuk melakukan kegiatan bakti sosial ini

3.3   Bersih-Bersih Pura dan Ramah Tamah dengan Warga
Sambil menunggu beberapa panitia lain yang masih di dalam perjalanan menuju desa Karang Endah yang tertimpa musibah dalam perjalanan, kami membersihkan lingkungan sekitar pura. Lingkungan tempat sembahyang tidaklah kotor, hanya saja di pinggir-pinggir pura terdapat beberapa tumpukan sampah. Sampah tersebut juga merupakan sampah daun-daunan.
Setelah membersihkan pura dan semua panitia berkumpul, kami pun melanjutkan kegiatan dengan pergi menuju rumah warga, kami menginap di rumah saudara Mujianto dan diberikan sambutan yang hangat oleh keluarganya. Jarak yang ditempuh dari pura menuju rumah saudara Mujianto kurang lebih 1.5 km sehingga kami memerlukan sarana transportasi seperti sepeda motor untuk menempuh perjalanan bolak-balik pura dan rumah warga demi menjalankan aktivitas kami.

3.4   Makan Malam dan Sembahyang Bersama
Setelah melakukan beberapa bincang-bincang dengan keluarga saudara Mujianto kami pun melanjutkan aktivitas kami dengan mandi satu per satu. Sembari menunggu antrian mandi, kami pun dikabari bahwa ada warga yang meninggal dunia. Hal ini membuat susunan kegiatan yang kami susun harus kami susun kembali, maka sebagai bentuk kepedulian kami, kami mengirimkan beberapa orang dari panitia untuk pergi melayat pada keesokan hari. Setelah semua panitia selesai mandi, kami pun melanjutkan dengan makan malam. Makanan yang disediakan cukup lezat, yakni sayur nangka, sambal telur, dan kerupuk. Kami menikmati makanan tersebut dengan sukacita mengingat perut kami sudah lapar sejak menempuh perjalanan menuju desa Karang Endah.
Setelah selesai makan malam, kegiatan kami lanjutkan dengan melakukan persembahyangan dengan menggunakan urutan sadhana yang baik dan benar. Sembahyang bersama dengan warga kami lakukan di rumah saudara Mujianto mengingat cuaca sedang hujan sehingga tidak memungkinkan untuk sembahyang di daerah terbuka. Pada pukul 19.00 WIB warga sudah mulai banyak yang berdatangan ke rumah saudara Mujianto untuk melakukan sembahyang bersama. Sebelum melakukan persembahyangan, dilakukan pengenalan beberapa urutan sadhana yang baik dan benar oleh Ni Wayan Novita Sari yang juga berperan sebagai pembawa acara di setiap kegiatan bakti sosial ini, kemudian dilanjutkan dengan pembagian kertas print out sadhana yang kemudian dibagikan kepada warga. Kegiatan sadhana ini dimulai dengan berkirtanam, yaitu memuja dewa-dewi melalui nyanyian. Sebelum memulainya, dilakukan doa sebelum krtanam yang dipimpin oleh Wayan Rasta. Setelah selesai, maka krtanam pun dimulai dengan memainkan alat musik dan diikuti oleh nyanyian yang dilagukan. Warga mengikuti dengan membaca teks lagu krtanam yang telah diberikan. Beberapa panitia juga membantu membimbing warga dalam menyanyikan lagu krtanam. Setelah krtanam, sadhana dilanjutkan dengan berkidung. Kami mengenalkan contoh kidung yang kami gunakan di UKM. Karena mayoritas penduduk merupakan masyarakat Hindu Jawa, maka tidak heran bila masyarakat ada yang bertanya kepada panitia apakah kidung yang kami gunakan merupakan kidung Bali. Masyarakat pun juga menyanyikan kidung yang mereka gunakan dalam sembahyang, dan mereka juga memberikan beberapa buku kidung apabila kami ingin ikut melantunkan kidung tersebut. Selanjutnya persembahyangan pun dipimpin oleh mangku yang biasa memimpin persembahyangan di desa ini. Persembahyangan berakhir pada pukul 21.30 WIB. Menurut saya, perkembangan pengetahuan penduduk tentang agama di desa ini sudah baik dan sudah maju, karena apa yang kami kenalkan sudah banyak mereka pelajari sebelumnya, dan hanya sedikit saja kurangnya, kami dari UKM hanya menambahkan saja. Terjadi perkembangan pengetahuan agama pada masyarakat ini dikarenakan pada tahun 2012, ada juga kegiatan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu yang melakukan praktik kerja lapangan yang dilakukan di desa Karang Endah ini selama 3 bulan untuk memberikan penyuluhan tentang agama kepada warga. Jadi, saya menganggap hal ini wajar karena sebelumnya warga telah diberikan bekal yang sama dengan yang kami berikan sehingga warga pun terbuka wawasannya mengetahui tentang agama dan saya bersyukur karena masih banyak juga ternyata umat Hindu khususnya Hindu Jawa yang memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap agama Hindu untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Setelah persembahyangan selesai, kegiatan kami lanjutkan dengan merapikan rumah saudara Mujianto dan membersihkan piring yang kotor. Setelah selesai, dikarenakan ada warga setempat yang meninggal dunia, maka seluruh panitia kegiatan bakti sosial pun berkumpul untuk membahas susunan acara kegiatan bakti sosial ini kembali dengan menambah kegiatan kami, yaitu mengirimkan beberapa perwakilan dari panitia untuk pergi melayat bersama dengan penduduk yang ikut pergi melayat juga.

3.5   Istirahat Malam
Setelah selesai membahas run down kegiatan yang akan kami lakukan esok hari, maka seluruh panitia bakti sosial pun melakukan istirahat atau tidur malam.


3.6   Bangun Pagi
Pada pagi harinya, seluruh panitia bangun pagi sekitar pukul 5 atau lebih. Kemudian dilanjutkan dengan mandi pagi satu per satu. Sembari menunggu antrian mandi, kami pun membersihkan lingkungan dalam ataupun luar rumah saudara Mujianto, dan juga membantu panitia konsumsi untuk menyiapkan sarapan untuk seluruh panitia.

3.7   Membersihkan Pura dan Yoga
Sementara panitia konsumsi sibuk menyiapkan sarapan, setelah mandi panitia yang lain pergi ke pura Tanjung Sweta untuk melakukan beberapa persiapan kegiatan yang akan dilaksanakan di pura, dimulai dengan membersihkan lingkungan pura, mencari bunga untuk sembahyang pagi, dan menyiapkan karpet yoga yang akan digunakan sebagai alas sembahyang dan yoga untuk anak-anak yang akan datang untuk beryoga (pasraman kilat). Serta menyiapkan alat-alat krtanam, dan juga beberapa hadiah untuk anak-anak kecil. Sekitar pukul 07.00 WIB sudah mulai ada beberapa anak-anak yang datang ke pura, ada juga anak-anak yang diantar oleh saudara Bambang yang merupakan salah satu pemuda desa yang ikut serta menyukseskan kegiatan bakti sosial kami, anak-anak yang datang berantusias mengikuti kegiatan yang kami laksanakan walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan banyak anak-anak yang ikut dengan orangtuanya untuk pergi ke pemakaman warga yang meninggal tersebut.
Setelah terlihat cukup banyak anak-anak yang berkumpul, maka kamipun memulai kegiatan dengan bersembahyang bersama. Persembahyangan dipimpin oleh Wayan Ari Suda. Kegiatan sembahyang dilanjutkan dengan beryoga. Gerakan yoga dicontohkan oleh Wayan Ari Suda dan Wayan Murnita Meilani. Dan gerakannya dipimpin dan dijelaskan oleh Adnan Alit Suprayogi.
Panitia pun turut ikut serta dalam membenarkan gerakan yang salah pada ana-anak.  Anak-anak terlihat cukup antusias dan menikmati pelajaran beryoga ini.  Pada saat kegiatan yoga ini, sebagian panitia ada yang membenarkan gerakan yoga anak-anak dan sebagian kembali ke rumah saudara Mujianto untuk menyantap sarapan pagi. Hal ini dilakukan secara bergilir agar kegiatan di pura tidak terbengkalai. Kegiatan yoga dilanjutkan dengan relaksasi dan meditasi yang selanjutnya dibina oleh Ni Wayan Novita Sari.

3.8   Membaca Bhagavad Gita, Perkenalan Diri, dan Games
Setelah selesai beryoga, kegiatan dilanjutkan dengan belajar membaca bhagavad gita. Sebelum memulainya, kami selaku panitia memperkenalkan diri kami satu per satu di hadapan anak-anak. Dan anak-anak pun secara bergilir memperkenalkan diri mereka. Dan kegiatan belajar membaca bhagavad gita pun dimulai, sebelumnya anak-anak diberikan print out sloka yang akan di pelajari. Sloka yang dipelajari adalah bhagavad gita III. 35. Adapun bunyi sloka dari ayat tersebut adalah :
sreyan sva dharmo vigunah
para dharmat svanusthitat
sva dharme nidhanam sreyah
para dharmo bhayavahah
Cara melantunkan slokanya dengan menggunakan nada yang paling mudah sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh anak-anak. Sebelumnya pembacaan sloka dicontohkan oleh Ni Wayan Novita Sari dan Kadek Ceria Sukma, kemudian diikuti oleh anak-anak. Setelah latihan terasa cukup, maka anak-anak dites satu persatu untuk membaca sloka tersebut, dan siapa yang berani mengacungkan jarinya untuk membaca sloka tersebut dapat mendapatkan hadiah. Terlihat ada beberapa anak yang berani dalam membaca sloka tersebut dan mendapatkan hadiah sebagai imbalan atas keberaniannya.
Setelah kegiatan belajar membaca bhagavad gita selesai, maka kira-kira pukul 11.00 WIB panitia melanjutkan dengan memberikan permainan (games), ada beberapa games yang diberikan panitia dan tak jarang anak-anak yang mendapatkan hadiah. Anak-anak terlihat senang saat melakukan permainan (games).

3.9   Krtanam dan Penyuluhan Pendidikan
Setelah melakukan permainan, kegiatan selanjutnya yaitu belajar krtanam yang dipandu oleh Wayan Rasta dan Adnan Alit Suprayogi. Pertama-tama, dicontohkan terlebih dahulu oleh Wayan Rasta dan Adnan Alit Suprayogi kemudian diikuti oleh anak-anak. Teks krtanam yang disediakan pada saat belajar tidak mencukupi sehingga teks krtanam dituliskan di papan tulis. Krtaman yang diajarkan kepada anak-anak yaitu Ganesha Krtanam (Jay-Jay dan Gajavadana). Antusias anak-anak untuk belajar krtanama dengan menyanyikan lagu-lagu krtanam sangat tinggi, mereka sangat senang ketika belajar krtanam.
Setelah belajar krtanam, anak-anak diberikan penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan yang diberikan oleh Komang Puspa, yang merupakan koordinator bidang organisasi UKM Hindu Unila. Beliau menyampaikan bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kita, dan kita harus mengejar cita-cita sesuai apa yang kita inginkan. Selanjutnya penyuluhan dilanjutkan oleh saudara Tresno Wijaya. Beliau banyak menceritakan tentang sejarah perkembangan agama Hindu dapat menyebar di Nusantara, khususnya umat Hindu suku Jawa. Beliau menceritakan bahwa umat Hindu dapat tersebar di Indonesia disebabkan oleh beberapa tragedi. Yang pertama, meletusnya gunung Agung di Bali. Hal ini menyebabkan banyaknya penduduk yang ada di Bali harus ditransmigrasikan ke daerah-daerah lain di Indonesia karena wilayah tempat mereka tinggal telah hancur terusak akibat meletusnya gunung Agung tersebut. Tragedi yang kedua yang menyebabkan umat Hindu tersebar di Indonesia adalah akibat tragedi G30/S PKI. Terjadi pembantaian umat secara besar-besaran di Bali sehingga setelah kejadian tersebut masyarakat berpindah tempat tinggal untuk mencari daerah yang aman. Untungnya masih tersisa banyak umat Hindu yang ada di Bali. Maka itulah, masyarakat Hindu Jawa hendaknya jangan berpindah ke agama lain, karena masyarakat Hindu Jawa berasal dari umat Hindu Bali, dan pada intinya, masyarakat Umat Hindu harus tetap mempertahankan keyakinannya sebagai Hindu dan tidak pindah ke agama lain. Selain itu, beliau juga menyampaikan agar kita selalu berbuat baik. Tujuan kita berbuat baik tidak hanya untuk mencari keselamatan dan mencari Swarga Loka, tetapi juga sebagai media perputaran atman. Apabila kita terus berbuat baik, maka kita pun kelak akan mendapatkan keturunan yang baik juga. Beliau juga menghimbau agar kita sebagai masyarakat Hindu, janganlah menjadi Hindu yang ke India-Indiaan. Karena cara kita menjalankan agama kita selain berdasarkan kitab suci juga merupakan warisan budaya yang berasal dari leluhur kita. Itulah pesan yang beliau sampaikan kepada segenap panitia bakti sosial dan anak-anak yang turut ikut serta. Sebenarnya masih banyak kata-kata yang ingin beliau sampaikan kepada kami semua, tetapi mengingat waktu yang terbatas, beliau hanya dapat menyampaikan hal yang telah dijelaskan diatas.

3.10 Sembahyang Siang
Setelah kegiatan penyuluhan pendidikan selesai, maka kami pun melakukan sembahyang siang. Kegiatan persembahyangan dipimpin oleh Wayan Ari Suda.
3.11 Istirahat Makan Siang
Setelah melakukan sembahyang siang, kegiatan kami lanjutkan dengan istirahat makan siang, kali ini kami selaku panitia tidak perlu pergi ke rumah saudara Mujianto untuk makan siang, karena makanan sudah diantarkan ke pura Tanjung Sweta oleh panitia konsumsi.

3.12 Pemberian Kenang-Kenangan
Setelah makan siang, anak-anak yang ikut serta menyukseskan kegiatan baksos kami dibubarkan dan dikembalikan ke kediamannya masing-masing, karena kegiatan bakti sosial kami sudah selesai. Karena kiegiatan sudah selesai, kami pun bergegas untuk membersihkan lingkungan sekitar pura dan juga membersihkan ruangan yang digunakan untuk memberikan penyuluhan pendidikan. Setelah selesai membersihkan lingkungan sekitar pura, maka panitia pun dikumpulkan untuk berfoto bersama. Terlihat sudah banyak warga yang datang ke pura, maka kami pun berbaris berjejer dan berfoto bersama bapak Parisadha, ketua muda-mudi, dan masyarakat setempat. Tidak lupa pemberian kenang-kenangan dari kami, berupa buku sadhana, tanaman hias, dan bingkai. Kenang-kenangan ini diserahkan oleh Kadek Ceria Sukma dan Komang Puspa kepada bapak Parisadha desa Karang Endah.
Setelah itu, kami berkumpul di dalan ruangan dan menyampaikan kesan dan kesan kami selama kami mengadakan kegiatan bakti sosial. Perwakilan penyampaian pesan dan kesan dari pihak UKM Hindu Unila disampaikan oleh Sayu Okta dan Komang Puspa. Kami merasa bahwa partisipasi yang telah diberikan kepada warga desa Karang Endah lebih dari cukup dan kamipun sangat berterimakasih atas pelayanan yang diberikan selama kami tinggal di rumah saudara Mujianto. Karena apa yang kami dapat lebih dari apa yang kami harapkan, saudari Sayu Okta pun sampai menangis terharu karena kebaikan warga kepada kami. Sedangkan dari pihak warga desa Karang Endah pesan dan kesan disampaikan oleh ketua Parisadha Karang Endah, bapak Susanto dan ketua muda-mudi, saudara Mujianto. Beliau menyatakan bahwa mereka sangat berterimakasih atas kedatangan kami ke desa Karang Endah untuk melakukan bakti sosial, dan mereka berharap agar kami dapat berkunjung ke desa Karang Endah lagi lain waktu untuk melakukan kegiatan yang sama ataupun hanya bermain untuk beramah-tamah dengan warga setempat. Kami pun berharap dapat berkunjung kembali ke desa Karang Endah ini.

3.13 Persiapan Pulang Menuju Unila
Setelah selesai melakukan pamitan dengan warga, maka kami pun kembali ke rumah saudara Mujianto untuk mengambil barang-barang kami. Setelah itu kami berpamitan dengan keluarga saudara Mujianto dan kembali lagi ke pura Tanjung Sweta dan menunggu kedatangan bus untuk mengantarkan kami pulang menuju Unila. Dan ketika bus datang, kami pun naik ke bus dan akhirnya sampai dengan selamat di Unila.



IV. PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Dari kegiatan bakti sosial yang telah dilaksanakan dan penyampaian materi tentang sadhana yang telah diberikan kepada warga di desa Karang Endah, maka dapat disimpulkan bahwa sebagai manusia, hendaknya kita harus peduli terhadap sesama, khususnya dalam konteks ini adalah kepedulian terhadap sesama umat Hindu, salah satunya diperlukan sosialisasi tentang keagamaan, cara bersembahyang/sadhana yang baik dan benar, dan sosialisasi tentang pentingnya pendidikan bagi kita sehingga umat Hindu yang tinggalnya di pedesaan tidak kalah dengan umat yang tinggal di kota. Selain itu, supaya umat Hindu, khususnya dalam ruang lingkup kegiatan bakti sosial ini adalah umat Hindu Jawa, agar kelak kemudian hari tidak berpindah ke agama lain dan tetap mempertahankan Hindu.
Manfaat dari kegiatan bakti sosial ini selain sebagai sarana berbagi terhadap sesame yaitu, diantaranya bagi mahasiswa adalah meningkatkan kemandirian serta dapat terjun langsung kedalam masyarakat untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari, serta dapat berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat.





4.2    Saran
Saran penulis terhadap kegiatan bakti sosial yang telah dilaksanakan tidak banyak, karena penulis menganggap bahwa kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan telah sukses dan semua kegiatan yang telah direncanakan sudah terlaksanakan dengan baik walaupun terdapat beberapa kendala seperti habisnya baterai kamera yang menyebabkan panitia pendokumentasian agak sulit untuk mengabadikan momen-momen yang terjadi saat kegiatan dan kendala yang tidak terduga seperti adanya warga yang meninggal dunia pada saat kami melakukan kegiatan bakti sosial yang menyebabkan hanya sedikit anak-anak yang datang ke pura untuk mengikuti pasraman kilat dikarenakan banyak anak-anak yang ikut dengan orangtuanya untuk pergi melayat.
Adapun dari pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dari makalah ini, jadi penulis mengharapkan banyak saran dan kritik dari pembaca yang dapat membangun sehingga makalah ini isinya dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih. 




DAFTAR PUSTAKA


Maharta, Nengah dan Ni Wayan Seruni. 2011. Kumpulan Naskah Dharma Wacana. Lampung: Percetakan Prima
Maharta, Nengah dan Ni Wayan Seruni. 2013. Mewujudkan Putra Suputra dan Keluarga Sukinah. Lampung: Parisada Provinsi Lampung
Maharta, Nengah dan Ni Wayan Seruni. 2013. Sadhana. Lampung: Parisada Provinsi Lampung