Contoh Proposal Kegiatan


PROPOSAL
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BAHASA INGGRIS
SMAN 14 BANDAR LAMPUNG

I.            DASAR PEMIKIRAN.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka merintis adanya kegiatan pengembangan diri berbahasa Inggris berbasis minat dan bakat siswa dalam rangka berpartisipasi pada lomba-lomba berbahasa Inggris di tingkat kota/propinsi. Lebih jauh lagi kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu SMAN 14 Bandar Lampung dalam bidang akademik.


II.            BENTUK KEGIATAN.

Bentuk kegiatan dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Scrabble.
2.      Speech

III.            TUJUAN DAN MANFAAT.

·         Meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam berbahasa Inggris di SMAN 14 Bandar Lampung.
·         Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang bahasa Inggris dengan mengikuti lomba-lomba scrabble dan speech tingkat kota/propinsi Lampung.

IV.            SASARAN DAN RUANG LINGKUP.

Sasaran yang dituju adalah siswa SMAN 14 Bandar Lampung yang memiliki minat, bakat, dan komitmen dalam bahasa Inggris.

V.            WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN.
Hari                 : Setiap hari Senin.
Tempat :          SMAN 14 Bandar Lampung, dimana antara scrabble dan speech terpisah.
VI.            SUSUNAN ORGANISASI.

-          Kepala Sekolah                 : Dra. Rosidah Sembiring, MM
-          Waka Kesiswaan               : Tri Winarsih, S.Pd.,M.Pd.
-          Pembina Osis                    : Herni, S.Pd.
-          Pembina EC                      : Yonathan Eko S.B, S.Pd.
-          Ketua                                : Wayan Gracias.
-          Sekretaris                          : Anggi Yustisia.
-          Bendahara 1                      : Maria Bramastri Susilo.
-          Bendahara 2                      : Resti Aisyah.
-          Anggota                            : Nuril Fitriah Ranala.
  Rizky Hergiana Rakhmani.
  Ida Rosmiyanti.
  Maria Tyasti Gilang Cahyani.
  Novita.
  Yosika.
  Triana.

VII.            ESTIMASI BIAYA.

a.       PENGELUARAN

No
Item
@
Harga Total
A.    SCRABBLE
1.
3 Unit Scrabble
Rp.   50.000,00
Rp. 150.000,00
2.
1 buah kamus scrabble (Collins Dictionary)
Rp. 150.000,00
Rp. 150.000,00
3.
Pelatih Scrabble
(2 bulan 1x)
Rp.   75.000,00
Rp. 150.000,00
4.
Uang makan+minum pelatih
Rp.   25.000,00
Rp. 50.000,00
5.
Lomba (Persiapan)
Rp.   75.000,00
Rp. 375.000,00 (5event, 1tim yang dikirim)
B.     SPEECH
1.       
Lomba (Persiapan)
Rp.   75.000,00
Rp. 750.000,00 (5event, 2siswa yang dikirim)

TOTAL

Rp. 1.625.000,00

Jadi, total biaya yang diperlukan sebesar satu juta enam ratus dua puluh lima ribu rupiah.
b.      SUMBER DANA.
Kegiatan ini memperoleh dana dari :
·         Dana subsidi dari sekolah.
·         Uang kas dari anggota EC ( Rp. 1000,- per minggu ).

VIII.            PENUTUP.

Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan supaya kegiatan ini dapat berjalan dengan apa yang kita harapkan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami mengucapkan terimakasih.

Transplantasi Ginjal


Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah prosedur pembedahan yang dilakukan pada sebagian pasien dengan penyakit ginjal.
Pada prosedur pembedahan ini, organ ginjal dari donor yang sehat akan ditransplantasikan ke pasien yang menderita gagal ginjal.
Hanya satu ginjal yang perlu ditransplantasikan. Seseorang dapat hidup sehat meskipun hanya satu ginjal yang berfungsi.

Kualifikasi untuk Transplantasi Ginjal
Dokter akan mengevaluasi pasien untuk menentukan apakah dia akan menjadi calon yang baik untuk transplantasi ginjal.
Seorang pasien harus cukup sehat untuk menjalani operasi dan mengambil obat imunosupresif.
Obat imunosupresif akan membantu tubuh untuk tidak menolak organ donor. Obat tersebut harus diambil selama sisa hidup pasien.
Mengambil obat imunosupresif merupakan suatu keharusan, tetapi obat tersebut memiliki efek samping, salah satunya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Donor Ginjal
Untuk transplantasi ginjal, ada dua jenis donor yaitu donor yang masih hidup dan donor yang sudah meninggal.
Donor yang masih hidup biasanya berasal dari anggota keluarga atau teman dekat.
Sedangkan ginjal dari donor yang sudah meninggal berasal dari seseorang yang sudah meninggal namun memiliki ginjal yang sehat.
Untuk ginjal yang berasal dari donor yang sudah meninggal biasanya akan ada daftar tunggu karena lebih banyak pasien yang membutuhkan daripada ginjal yang tersedia.

Kecocokan
Meskipun sudah ada ginjal yang berasal dari donor baik yang masih hidup atau sudah meninggal, namun masih diperlukan kecocokan antara pasien dan donor.
Ginjal donor harus cocok dengan jenis darah dan jaringan tubuh penerima ginjal (pasien).
Beberapa tes dan pemeriksaan kesehatan harus dilakukan baik pada pasien maupun donor potensial untuk menentukan apakah ginjal akan cocok atau tidak.
Jika seorang pasien ditempatkan pada daftar tunggu, informasi mengenai darah dan jenis jaringan akan dimasukkan ke dalam file daftar tunggu tersebut.

Daftar Tunggu
Jika pasien akan menerima ginjal dari donor yang masih hidup, operasi bisa dilakukan setelah dinyatakan ada kecocokan.
Jika pasian membutuhkan donor yang sudah meninggal, maka dia akan dimasukkan ke dalam daftar tunggu.
Waktu tunggu rata-rata untuk donor ginjal adalah sekitar 3 hingga 5 tahun. Ketika organ donor tersedia, akan dipilih dari daftar pasien yang paling cocok untuk menerima transplantasi.
Transplantasi harus dilakukan segera setelah ginjal tersedia. Petugas kesehatan akan memanggil pasien untuk memberitahu bahwa ginjal donor sudah tersedia.
Pasien tersebut harus segera datang ke rumah sakit untuk menjalani prosedur transplantasi setelah dia mendapatkan kabar tersebut.


Prosedur Operasi Transplantasi
Ketika donor ginjal tersedia, dokter akan melakukan tes dan pemeriksaan untuk memverifikasi kecocokan organ.
Ketelah kecocokan diverifikasi, pasien akan dibawa ke ruang operasi. Proses operasi transplantasi ginjal biasanya berlangsung antara 2 hingga 4 jam.
Ginjal donor akan dilekatkan pada kandung kemih dan pembuluh darah, sedangkan ginjal miliki pasien akan tetap dibiarkan ditempatnya.
Ginjal pasien hanya akan diangkat jika terkena infeksi atau terlalu besar untuk memungkinkan penempatan ginjal baru.

Setelah Operasi Transplantasi Ginjal
Setelah operasi transplantasi ginjal dilakukan, pasien akan diberi obat imunosupresif untuk mencegah penolakan organ donor oleh tubuh.
Petugas kesehatan akan mengawasi pasien untuk memastikan bahwa ginjal yang baru dapat berfungsi dengan baik.
Terkadang pasien mungkin membutuhkan dialisis selama beberapa hari sambil menunggu ginjal baru sembuh dan cukup kuat untuk bekerja dengan baik.
Setelah ginjal berfungsi dan bekerja dengan baik dan kondisi pasien sehat, maka pasien diperbolehkan pulang. Beberapa pasien bisa pulang dalam waktu 5 hari setelah operasi.

Perawatan Tindak Lanjut (Follow up Care)
Seorang pasien yang menerima ginjal donor harus mengambil obat imunosupresif selama sisa hidupnya.
Pasien juga harus mengunjungi dokter secara teratur untuk menjalani pemeriksaan dan mendeteksi dini setiap masalah yang mungkin muncul.
Penolakan tubuh terhadap ginjal baru akan selalu ada, meskipun risikonya akan menurun setelah beberapa bulan.
Penolakan atau masalah kesehatan yang dapat dideteksi seawal mungkin, semakin baik kesempatannya untuk ditangani.
Selain perawatan tindak lanjut (follow up care), umumnya pasien dapat hidup normal setelah menjalani transplantasi ginjal.

Contoh Karya Ilmiah

KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia



OLEH :
KELOMPOK 1
KELAS :
XI IPA 3

Hardianto Widyastomo
M. Iqbal Abdurrahman
Mutiara Sakti
Vera Fatiya Oktarani
Wayan Gracias


SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG
2012

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena berkat rahmat-Nya karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul “Pengenalan Kedisiplinan dalam Berkendara Motor” disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Selain pemenuhan tugas, karya ilmiah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui bagaimana kedisiplinan dalam berkendara, serta bagi aparat kepolisian dapat meningkatkan ketertiban masyarakat dalam berkendara di jalan raya.
Penulisan karya ilmiah ini dapat dilaksanakan atas bantuan dari berbagai macam literatur tentang transportasi, serta bimbingan. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Nellyati, Spd selaku guru Bahasa Indonesia di SMAN 14 Bandar Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membbangun bagi pembaca yang budiman demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Bandar Lampung, Februari 2012


Penulis







DAFTAR ISI


Halaman Judul………………………………………………………………
1
Kata Pengantar………………………………………………………………
2
Daftar Isi…………………………………………………………………….
3


BAB I
Pendahuluan……………………………………………………
4
1.1
Latar Belakang…………………………………………………
4
1.2
Rumusan Masalah……………………………………………...
5
1.3
Tujuan Penelitian………………………………………………
5
1.4
Manfaat Penelitian……………………………………………..
5
1.5
Metode Penelitian……………………………………………...
6
1.6
Sistematika Penulisan………………………………………….
6



BAB II
Pembahasan…………………………………………………....
7
2.1
Pengertian Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor……………
7
2.2
Kurangnya Kedisiplinan Dalam Berkendara Motor…………...
7
2.3
Bentuk Disiplin Dalam Berkendara Motor…………………….
8



BAB III
Penutup…………………………………………………………
9
3.1
Kesimpulan…………………………………………………….
9
3.2
Saran……………………………………………………………
9



BAB IV
Lampiran……………………………………………………….
10














BAB I
PENDAHULUAN

1.1                 LATAR BELAKANG
Transportasi adalah pergerakan manusia, barang dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, nyaman, cepat, murah dan sesuai dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Di zaman yang modern ini, telah banyak alat transportasi yang canggih, seperti motor, mobil, pesawat terbang, kapal pesiar, dan sebagainya. Manusia tinggal menyesuaikan jenis transportasi apa yang dibutuhkannya. Konsumennya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun, terlebih pada kendaraan bermotor. Memang benar,dengan transportasi, segala kebutuhan manusia dalam mencapai tempat tujuannya menjadi lebih cepat. Tetapi, dengan meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya mengakibatkan banyak masalah transportasi, seperti kemacetan panjang, polusi udara, dan berbagai kecelakaan yang mengorbankan korban jiwa.

Khususnya pengendara sepeda motor, yang merupakan paling banyak konsumsinya. Banyak sekali pengendara sepeda motor yang kurang menaati tata tertib dalam berlalu lintas yang menimbulkan kekacauan di jalan raya, seperti tidak memakai helm, dan yang paling banyak yaitu pengendara di bawah umur 17 tahun, yaitu pelajar, serta masalah-masalah lainnya.

Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh
negara-negara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Permasalahan transportasi yang dijumpai pada masa sekarang mempunyai tingkat kualitas yang lebih parah dan kuantitas yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya baik kecelakaan, kemacetan, polusi udara serta pelanggaran lalu lintas.



1.2                 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat rumusan masalah yang berkaitan dengan masalah transportasi, yaitu sebagai berikut:
a.       Apa saja bentuk-bentuk larangan yang harus dipatuhi pengemudi motor di jalan raya?
b.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keselamatan dan tingkat kepatuhan masyarakat dalam lalu-lintas?
c.       Apa yang harus dilakukan pengendara motor dalam mewujudkan disiplin berkendara?

1.3                 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dalam latar belakang, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah :
a.       Untuk memahami arti penting disiplin dalam berkendara.
b.      Untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukan pengemudi motor dalam mewujudkan disiplin berkendara.
c.       Untuk memahami dan mematuhi tata tertib dalam lalu lintas.

1.4                 MANFAAT PENELITIAN

Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah informasi atau wawasan yang lebih bagi aparat penegak hukum, pemerintah, dan masyarakat, khususnya dalam mewujudkan disiplin berkendara.
Selain itu, karya ilmiah ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran guna menigkatkan upaya penegakan hukum dan pengkajian hukum khususnya dalam mewujudkan masyarakat yang patuh dalam disiplin berkendara.







1.5                 METODE PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis memperoleh data-data yang menggunakan metode:
1)      Mengamati keadaan di jalan raya, apakah masyarakat pengendara motor mematuhi rambu-rambu lalu lintas dan menggunakan perlengkapan berkendara yang lengkap.
2)      Memperoleh informasi dari internet.

1.6                 SISTEMATIKA PENULISAN

Bab 1                        Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan Penelitian
1.4  Manfaat Penelitian
1.5  Metode Penelitian
1.6  Sistematika Penulisan
Bab 2                        Pembahasan
                      2.1 Pengertian Kedisipilinan dalam Berkendara Motor
                      2.2 Kurangnya Kedisiplinan dalam Berkendara Motor
                      2.3 Bentuk Disiplin dalam Berkendara Motor
Bab 3            Penutup
                      3.1 Saran
                      3.2 Kesimpulan
Bab 4                        Lampiran




BAB II
PEMBAHASAN

2.1                 PENGERTIAN KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR

Seseorang dikatakan disiplin berlalu lintas jika ia mematuhi peraturan tentang apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan pada saat berlalu-lintas di jalan. Contohnya: larangan menjalankan kendaraan melebihi batas-batas kecepatan di tempat-tempat tertentu, larangan mendahului kendaraan lain, larangan menelpon saat berkendara, larangan parkir untuk tempat-tempat tertentu, larangan melintas untuk jenis-jenis mobil angkutan tertentu pada jalan-jalan tertentu.

2.2                 KURANGNYA KEDISIPLINAN DALAM BERKENDARA MOTOR

Kurangnya kedisiplinan dalam berkendara yang dimiliki masyarakat menyebabkan masyarakat dalam berlalu lintas tidak mengutamakan keselamatan, masyarakat lebih mengutamakan kepentingan pribadi, sehingga banyak masyarakat yang menggunakan kecepatan tinggi saat berkendara demi kepentingannya tersebut, faktor yang paling banyak yaitu ekonomi. Padahal, itu sangat membahayakan keselamatan semua orang. Contoh lain masyarakat tidak mementingkan kepentingan umum yaitu : parkir sembarangan di pinggir jalan, yang menimbulkan kemacetan dan membahayakan pengemudi lainnya.







2.3                 BENTUK DISIPLIN DALAM BERKENDARA MOTOR

Di bawah ini adalah bentuk disiplin dalam berkendara motor yang sesuai dengan peraturan negara tentang bentuk kedisiplinan dalam berkendara motor.

1.                  Menggunakan helm berstandar SNI.
2.                  Menggunakan jaket.
3.                  Umur pengemudi sudah atau diatas 17 tahun.
4.                  Kelengkapan surat seperti SIM sebagai tanda telah cakap berkendaraan.
5.                  STNK sebagai tanda kepemilikan.
6.                  Keadaan kendaraan yang layak jalan.
7.                  Mematuhi rambu-rambu yang ada.
8.                  Pengaman dada.
9.                  Sarung tangan dan sepatu.
10.              Pengemudi dalam keadaan sehat.












BAB III
PENUTUP

3.1                KESIMPULAN
Dengan memperhatikan suasana transportasi dari zaman ke zaman yang terus berubah, maka masalah transportasi pun berubah dari zaman ke zaman.
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada Bab II, maka dalam berkendara, pengemudi harus patuh terhadap peraturan dalam berkendara yang telah dikeluarkan oleh negara. Masyarakat juga diperlukan untuk memiliki sikap sopan santun dan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi saat berkendara. Kebutuhan masyarakat akan disiplin lalu lintas diharapkan menjadi kenyataan. Persoalan keselamatan lalu lintas merupakan masalah bersama dan bukan tanggung jawab pengelola sektor transportasi saja karena masalah keselamatan lalu lintas juga menjadi bagian dari kesehatan masyarakat.

3.2                 SARAN

1)      Perlu dilakukan penegakan hukum yang tegas oleh aparat terhadap pelanggaran yang dilakukan masyarakat.
2)      Aparat penegak hukum harus memiliki kualitas etika dan moral yang baik, profesional dalam melakukan tugasnya, dan tidak sok kuasa.
3)      Perlu dilakukan sosialisasi pada masyarakat tentang tata cara berkendara yang baik.
4)      Dalam proses peradilan, baik terhadap pelanggaran lalu lintas maupun kecelakaan lalu lintas sebaiknya perlu dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi memberikan kepastian hukum.
5)      Pemerintah hendaknya membangun sarana prasarana transportasi, seperti jalan yang tidak berlubang, agar tercipta kenyamanan dalam berkendara demi kelancaran transportasi.