UNSUR-UNSUR GOLONGAN IV B
Penulis
Nama :
1. Elsie Tiara Pramesti (1313023024)
2. Raudatul Jannah (1313023066)
3. Retanisa Mentari (1313023068)
4. Wayan Gracias (1313023090)
5. Yusi Zulianti (1313023094)
P.S. :
Pendidikan Kimia (B)
Mata Kuliah :
Sejarah Kimia
Dosen :
1. Dr. Ratu Beta Rudibyani, M.Si
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung
Bandarlampung
16 Mei 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah mata kuliah Sejarah Kimia dengan materi yang berkenaan dengan sejarah, sifat, dan kegunaan
unsur-unsur golongan IVB dapat diselesaikan secara tepat waktu.
Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, terutama kepada Ibu Dr. Ratu
Beta Rudibyani, M.Si selaku dosen mata kuliah Sejarah Kimia yang telah
membimbing penulis selama proses pembuatan makalah.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan, baik secara isi maupun
bahasa yang digunakan di dalamnya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Bandarlampung, 16 Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
COVER……………………………………………………………………….
|
i
|
KATA
PENGANTAR………………………………………………………..
|
ii
|
DAFTAR
ISI………………………………………………………………….
|
iii
|
|
|
I.
PENDAHULUAN
|
|
1.1 Latar Belakang………………………………………………………
|
1
|
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………...
|
1
|
1.3 Tujuan……………………………………………………………….
|
2
|
II.
PEMBAHASAN
|
|
2.1 Titanium…..…………………………………………………............
|
3
|
2.2 Zirkonium…..……………………………………………….............
|
6
|
2.3 Hafnium…..........................................................................................
|
9
|
2.4 Rutherfordium....................................................................................
|
12
|
III.
PENUTUP
|
|
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….
|
15
|
3.2 Saran………………………………………………………………...
|
15
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
|
|
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Unsur-unsur golongan
IVB merupakan unsur-unsur golongan
transisi yang sering disebut sebagai golongan transaktinida. Unsur-unsur dalam
golongan IVB terdiri dari Titanium (Ti), Zirkonium (Zr), Hafnium (Hf), dan
Rutherfordium (Rf). Logam-logam ini sangat keras dan memiliki titik leleh dan
titik cair yang tinggi.
Tiap-tiap unsur yang terdapat dalam
golongan IVB ini memiliki karakteristik atau sifat masing-masing unsur, dan
beberapa dari unsur-unsur ini telah banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk
kepentingan tertentu, seperti Titanium digunakan untuk bahan pesawat terbang,
Zirkonium untuk pembuatan baja, Hafnium untuk membuat batang kendali reaktor
yang digunakan dalam kapal selam nuklir, dan Rutherfordium yang hanya dapat
disintesis dan bersifat amat radioaktif. Oleh karena itulah hendaknya unsur-unsur golongan IVB ini perlu diketahui dan dipelajari terutama oleh
mahasiswa yang mengambil studi dalam bidang kimia, agar lebih dapat memahami karakteristik dan kegunaan
unsur-unsur didalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam pembuatan makalah ini diantaranya adalah:
a. Bagaimana sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan IVB?
b. Apa saja unsur-unsur golongan IVB?
c. Apa saja sifat dan kegunaan dari unsur golongan IVB?
1.3
Tujuan
Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Mengetahui
sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan IVB
b.
Mengetahui
unsur-unsur
yang terdapat pada golongan IVB
c.
Mengetahui
sifat
dan kegunaan dari unsur-unsur
golongan IVB
II.
PEMBAHASAN
2.1 Titanium
2.1.1 Sejarah
Titanium
Titanium berasal dari bahasa latin
titans, yang berarti anak pertama bumi dalam mitologi romawi. Ditemukan oleh
Gregor di tahun 1971 dan dinamakan oleh Klaproth di tahun 1975. Titanium yang
tidak murni dipersiapkan oleh Nilson dan Petterson di tahun 1887, tetapi unsur
yang murni tidak dibuat sampai pada tahun 1910 oleh Hunter dengan cara
memanaskan TiCl4 dengan natrium dalam bim baja.
2.1.2 Sumber
Titanium
Unsur titanium relatif melimpah pada kulit bumi ±
0.6%. Titanium ditemukan di meteor dan di dalam matahari. Bebatuan yang diambil
oleh misi Apollo 17 menunjukkan keberadaanTiO2 sebanyak 12.1%.
garis-garis titanium oksida sangat jelas terlihat di spektrum bintang-bintang
tipe M. Unsur ini merupakan unsur kesembilan terbanyak pada
kerak
bumi. Titanium selalu ada dalam igneous
rocks (bebatuan) dan dalam sedimen yang diambil dari bebatuan tersebut. Ia
juga terdapat dalam mineral rutile,
ilmenite, dan sphene dan terdapat
dalam titanate dan bijih besi. Titanium juga terdapat di debu batubara, dalam
tumbuh-tumbuhan, dan dalam tubuh manusia. Logam ini hanya dikutak-kutik di
laboratorium sampai pada tahun 1946, Kroll menunjukkan cara memproduksi
titanium secara komersil dengan mereduksi titanium tetraklorida dengan
magnesium. Metoda ini yang dipakai secara umum saat ini. Selanjutnya logam titanium
dapat dimurnikan dengan cara mendekomposisikan iodanya.
Mineral
utama sumber titanium
1. FeTiO3
(Iron Titanium Oxide)
Kegunaan: sebagian besar digunakan
sumber bijih Titanium, sebagian kecil untuk bijih besi, sebagai bahan furnace,
penghalus dan sebagai mineral spesimen.
2. TiO2
Kegunaan: sebagai bijih titanium, pigmen, dan
sebagai batuan ornamen seperti quartz.
Beberapa
proses untuk memperoleh logam titanium
Proses
Kroll
Prinsip
:
-
Mineral Ti direaksikan dengan gas klor pada
karbon pada nyala merah.
-
Didestilasi untuk menghilangkan FeCl4
-
Direduksi dengan Mg pada 800ºC dengan
atmosfer argon. MgCl2 berlebih diuapkan pada 1000ºC.
Proses
van Arkel de Boer
Prinsip:
-
Direaksikan sebagai TiI4
-
Proses pemurnian melalui evaporator
-
Skala laboratorium
2.1.3 Sifat-Sifat
Titanium
Titanium
murni merupakan logam putih perak yang sangat berbahaya. Titanium murni dapat
larut dalam larutan asam pekat, misalnya pada larutan asam sulfat, tetapi tidak
larut dalam air. Titanium tidak ditemukan bebas di alam. Titanium merupakan
satu-satunya logam yang terbakar dalam nitrogen dan udara. Titanium juga
memiliki resistansi terhadap asam sulfur dan asam hidroklorida yang larut,
kebanyakan asam organik lainnya, gas klor, dan solusi klorida. Titanium murni
diberitakan dapat menjadi radioaktif setelah dibombardir dengan deuterons.
Radiasi yang dihasilkan adalah positron dan sinar gamma.
Sifat
fisika:
Simbol : Ti
Massa
atom : 47.88
Titik
didih : 3560 K
Massa
jenis : 4.54 g/cm3
Konduktivitas
listrik : 2.6x106 ohm-1cm-1
Elektronegativitas : 1.54
Konfigurasi
elektron : [Ar]3d2 4s2
Potensial
ionisasi : 6.82 V
Titik
Lebur : 1935 K
Bilangan
Oksidasi : 4.3
2.1.4 Kegunaan
Titanium
Titanium sangat penting sebagai agen
campuran logam dengan alumunium, molibdenum, mangan, besi, dan beberapa logam
lainnya. Campuran logam titanium digunakan terutama untuk bahan pesawat terbang
dan misil, dimana logam ringan, kuat dan tahan suhu tinggi diperlukan. Titanium
sekuat baja, tetapi 45% lebih ringan. Ia 60% lebih berat daripada alumunium,
tetapi dua kali lebih kuat. Titanium memiliki kegunaan potensial di pabrik
desalinasi untuk mengkonversi air laut menjadi air tawar. Logam ini memiliki
resistansi yang baik terhadap air lautdan digunakan untuk baling-baling kapal
dan bagian kapal lainnya yang terekspos pada air asin. Anoda titanium yang
dilapisi platinum telah digunakan untuk memberikan perlindungan dari korosi air
garam. Titanium diproduksi secara buatan untuk permata. Safir dan rubi
menunjukkan asterism sebagai hasil
keberadaan TiO2. Titanium dioksida sangat banyak digunakan untuk cat
rumah dan cat lukisan karena permanen dan memiliki sifat penutup yang baik.
Pigmen titanium oksida merupakan aplikasi yang terbanyak untuk unsur ini. Cat
titanium merupakan reflektor sinar infra yang sangat bagus dan banyak digunakan
pada tempat-tempat pengamatan matahari (solar observatories) dimana panas dapat
mengganggu pengamatan. Titanium tetraklorida digunakan untuk mengiridasi gelas.
Senyawa ini mengeluarkan asap tebal di udara. Titanium juga digunakan dalam
rudal, kapsul ruang angkasa, dan proses pembedahan, seta digunakan sebagai
deoxidizer dan denitrogenizer untuk mrnghilangkan oksigen dan nitrogen pada
leburan logam.
2.2
Zirkonium
2.2.1 Sejarah
Zirkonium (Zn)
Zirkonium ditemukan oleh Martin Klaproth pada tahun
1789. (Persia: zargun, seperti emas). Nama zirkon kemungkinan berasal
dari bahasa Persia zargun yang memberikan deskripsi warna batu permata yang
sekarang dikenal sebagai zircon, jargon, hyacinth, atau ligure.
Mineral ini, dalam berbagai variasinya disebut juga dalam Injil. Zirkonium
merupakan salah satu unsur logam transisi golongan IVB yang dalam keadaan
murninya terdapat dalam dua bentuk, yaitu kristal lunak berwarna putih dan
mudah diubah bentuk, sedangkan bentuk yang lain adalah serbuk hitam kebiruan.
Di alam, zirkonium terdapat pada lapisan-lapisan bumi dan tidak pernah
ditemukan dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk silikat pada mineral zirkon
dan sebagai oksida pada mineral baddeleyite. Baddeleyit sendiri merupakan
oksida zirkonium yang tahan terhadap suhu luar biasa tinggi sehingga digunakan
untuk pelapis tanur.
Zirkonium
banyak didapatkan dalam batuan vulkanik, basalt, dan batuan granit. Dalam
jumlah sedikit zirconium terdapat pada banyak mineral seperti mineral titanat,
tantolo niobat, tanah jarang, silikat, dan sebagainya. Dalam jumlah agak besar,
zirkonium terdapat pada mineral baddeleyit dan mineral zircon atau campuran
dari zircon dioksida dan zircon silikat (ZrSiO4). Zirconium mempunyai dua
bentuk allotropi yaitu α dengan struktur hexagonal, stabil pada temperature
863°C ke bawah dan bentuk β dengan struktur kubik berkisi-kisi yang stabil pada
temperature 863°C ke atas. Logam zirconium tahan terhadap korosi, tidak
bereaksi dengan air, asam (nitrat, sulfat sebagai pelarut) meskipun dengan
pemanasan. Pada suhu tinggi, zirkonium dapat bereaksi dengan oksigen, nitrogen,
halogen, sulfur, hydrogen maupun karbon. Zirkonium hasil pengolahan dari pasir
zircon dalam pemanfaatannya dapat dipadukan dengan unsur-unsur logam lain, yang
disebut zircaloy. Logam yang biasa ditambahkan tersebut Antara lain krom (Cr),
besi (Fe), nikel (Ni), timah putih (Sn), dan tembaga (Cu).
2.2.3 Sifat Zirkonium
Sifat
Fisik dan Kimia
·
Massa atom : 91,224 sma
·
Nomor atom : 40
·
Konfigurasi elektron : 2 8 18 10 2
·
Struktur kristal : heksagonal
·
Titik didih : 4682 K
·
Titik lebur : 2128 K
·
Volum atom : 14,10 cm3/mol
·
Massa jenis :6,51 g/cm3
·
Kapasitas panas : 0,278 J/g K
·
Potensial ionisasi : 6,84 volt
·
Elektronegatifitas : 1,33
·
Konduktifitas kalor : 22,7 W/m K
·
Entalpi pembentukan : 21 kJ/mol
·
Entalpi penguapan : 590,5 kJ/mol
2.2.4 Kegunaan
Zirkonium
Adapun kegunaan dari
Zirkonium diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Digunakan untuk pembuatan baja, porselin
dan beberapa jenis campuran logam lain.
·
Digunakan dalam tabung hampa untuk
menghilangkan sisa gas oksigen, nitrogen, hidrogen dan gas-gas lain yang
terdapat di dalamnya.
·
Campuran logam yang dikenal dengan
zircaloy-2 dan zircaloy-4, yang mengandung 1,5 % timah digunakan pada reaktor
atom.
·
Unsur ini banyak digunakan oleh industri
kimia dimana agen-agen korosif digunakan.
·
Zirkonium digunakan sebagai getter
dalam tabung vakum, sebagai agen pencampur logam dalam baja, peralatan bedah,
primer peledak, filamen bola lampu pijar dan rayon spinnerets.
·
Logam zirkonium digunakan dalam teras
reaktor nuklir karena tahan korosi dan tidak menyerap neutron.
·
Berdasarkan ketahanannya terhadap
korosi, logam zircon digunakan sebagai bahan tembahan pada pabrik pembuatan pompa,
kran, pipa, alat penukar panas, dan tangki bahan kimia.
2.3 Hafnium
2.3.1 Sejarah
Hafnium
Penamaan Hafnium berasal dari “Hafnia” (nama Latin untuk Kopenhagen yang merupakan kota asal ditemukannya unsur tersebut). Unsur ini ditemukan oleh Dirk Coster dan George von Hevesey pada tahun 1932 di Kopenhagen, Denmark. Hafnium tidak terdapat di alam dalam bentuk unsur. Diperoleh dari alvite mineral ([(Hf, Th, Zr) SiO4.H2O]), thortveitite dan zirkon (ZrSiO4 yang biasanya mengandung antara 1 dan 5% hafnium). Sesuai dengan teori Bohr, unsur baru ini diasosiasikan dengan zirkonium. Unsur ini berhasil ditemukan di zirkon dengan analisis spektroskopi sinar X di Norwegia. Kebanyakan mineral zirkonium mengandung 1- 5% hafnium.
Hafnium pada awalnya dipisahkan dari zirkonium dengan cara rekristalisasi berulang-ulang amonium atau kalium fluorida oleh von Hevesey dan Jantzen. Logam hafnium pertama kali dipersiapkan oleh van Arkel dan Jan Hendrik de Boer dengan cara menyalurkan uap tetraiodida di atas filamen tungsten yang dipanaskan. Hampir semua logam hafnium sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi tetraklorida dengan magnesium atau dengan sodium (proses Kroll).
Penamaan Hafnium berasal dari “Hafnia” (nama Latin untuk Kopenhagen yang merupakan kota asal ditemukannya unsur tersebut). Unsur ini ditemukan oleh Dirk Coster dan George von Hevesey pada tahun 1932 di Kopenhagen, Denmark. Hafnium tidak terdapat di alam dalam bentuk unsur. Diperoleh dari alvite mineral ([(Hf, Th, Zr) SiO4.H2O]), thortveitite dan zirkon (ZrSiO4 yang biasanya mengandung antara 1 dan 5% hafnium). Sesuai dengan teori Bohr, unsur baru ini diasosiasikan dengan zirkonium. Unsur ini berhasil ditemukan di zirkon dengan analisis spektroskopi sinar X di Norwegia. Kebanyakan mineral zirkonium mengandung 1- 5% hafnium.
Hafnium pada awalnya dipisahkan dari zirkonium dengan cara rekristalisasi berulang-ulang amonium atau kalium fluorida oleh von Hevesey dan Jantzen. Logam hafnium pertama kali dipersiapkan oleh van Arkel dan Jan Hendrik de Boer dengan cara menyalurkan uap tetraiodida di atas filamen tungsten yang dipanaskan. Hampir semua logam hafnium sekarang ini diproduksi dengan cara mereduksi tetraklorida dengan magnesium atau dengan sodium (proses Kroll).
2.3.2
Sifat-Sifat Hafnium
Adapun sifat-sifat Hafnium diantaranya adalah sebagai berikut:
Radius Atom
|
:
|
1.67 Ã…
|
Volume Atom
|
:
|
13.6 cm3/mol
|
Massa Atom
|
:
|
178.49
|
Titik Didih
|
:
|
4857 K
|
Radius Kovalensi
|
:
|
1.44 Ã…
|
Struktur Kristal
|
:
|
Heksagonal
|
Massa Jenis
|
:
|
13.31 g/cm3
|
Konduktivitas Listrik
|
:
|
3.4 x 106
ohm-1cm-1
|
Elektronegativitas
|
:
|
1.3
|
Konfigurasi Elektron
|
:
|
[Xe]4f14 5d2 6s2
|
Formasi Entalpi
|
:
|
21.76 kJ/mol
|
Konduktivitas Panas
|
:
|
23 Wm-1K-1
|
Potensial Ionisasi
|
:
|
6.65 V
|
Titik Lebur
|
:
|
2504 K
|
Bilangan Oksidasi
|
:
|
4
|
Kapasitas Panas
|
:
|
0.14 Jg-1K-1
|
Entalpi Penguapan
|
:
|
661.07 kJ/mol
|
Kepadatan
|
:
|
13.31g/cm3
|
Hafnium merupakan
logam ductile dengan warna terang perak atau abu-abu baja. Unsur
ini . ifat-sifatnya sangat ditentukan
oleh keberadaan unsur zirkonium. Dari semua unsur, zirkonium dan hafnium
merupakan dua elemen yang sangat sulit dipisahkan.
Hf mempunyai
jari-jari atom yang sama dengan Zr dan oleh karena itu keduanya memiliki sifat
yang sama. Walau sifat kimia mereka sangat serupa satu sama lain, berat jenis
zirkonium sekitar setengah hafnium. Hafnium yang hampir murni sudah pernah
diproduksi dengan zirkonium sebagai unsur yang masih terkandung di dalamnya (impurity).
Pada suhu 298 K Hafnium berwujud padat.
Hafnium telah
berhasil dicampur dengan besi, titanium, niobium, tantalum
dan beberapa logam lainnya. Hafnium karbida merupakan refractory binary
composition, dan nitridanya merupakan the most refractory of all known
metal nitrides (m.p. 3310 C). Pada suhu 700 derajat Celcius hafnium
mengabsorsi hidrogen untuk membentuk komposisi HfH1.86.
Hafnium memiliki
resitansi terhadap alkali, tetapi pada suhu tinggi bereaksi dengan oksigen
membentuk HfO2, dengan nitrogen membentuk HfN
yang mana mempunyai titik didih 3305 °C, dengan
karbon membentuk HfC, dan boron, sulfur, serta silikon. Hafnium bereaksi secara
langsung dengan halogen untuk membentuk tetrahalida, misalnya HFCl4.
Hafnium tidak bereaksi dengan air di bawah kondisi normal. Reaksi dengan Udara
: Hf (s) + O2 (g) → HfO2 (s).
2.3.3
Kegunaan
Hafnium
Hafnium digunakan
dalam lampu diisi gas dan lampu pijar, serta merupakan getter efisien untuk mengambil oksigen dan nitrogen. Hafnium
digunakan untuk membuat batang kendali reaktor yang digunakan dalam kapal selam
nuklir karena kemampuannya untuk menyerap neutron (hampir 600 kali lipat
zirkonium) juga memiliki sifat mekanik yang sangat baik dan sangat resistan
erhadap korosi. Digunakan sebagai elektroda dalam plasma cutting karena
kemampuannya untuk melepaskan elektron ke udara. Unsur ini juga digunakan
sebagai aloy dalam besi, titanium, niobium, tantalum, dan paduan logam lainnya.
2.3.4
Bahaya Hafnium
Kehati-hatian
perlu dijaga jika membentuk logam hafnium, karena Hafnium yang terbelah-belah
kecil dapat terbakar secara spontan di udara dan sangat piroforik (bahan yang
dapat terbakar ketika kontak dengan udara pada suhu < 54,44 0C). Jangan
terekspos pada hafnium lebih dari 0,5 mg/jam (berdasarkan 8 jam berat
rata-rata, selama 40 jam per minggu).
2.4
Rutherfordium
Unsur ini merupakan unsur sintetik yang merupakan isotop
yang mengalami peluruhan melalui reaksi fisi yang berjalan spontan.
Kelimpahannya belum diketahui prosentasenya di alam secara pasti. Rutherfordium
adalah unsur kimia dalam tabel periodik berlambang Rf dengan nomor atom
104.Merupakan unsur sintetik yang amat radioaktif. Unsur ini adalah unsur
transaktinida pertama dan diperkirakan mempunyai sifat yang mirip dengan
Hafnium.
2.4.1
Sejarah Rutherfordium
Pada tahun 1964, para pekerja di Joint Nuclear
Research Institute di Dubna, Uni Soviet membombardir plutonium dengan ion-ion neon yang memiliki energi 113 – 115
MeV. Mereka mendeteksi satu isotop hasil fisi spontan dengan menggunakan
mikroskop pada gelas khusus tempat jejak-jejak fisi ini terekam. Mereka
memperkirakan isotop ini dengan paruh waktu 0.3 ± 0.1 detik merupakan 260-104,
diproduksi oleh reaksi berikut:
242Pu + 22Ne -> 104 + 4n.
Ilmuwan-ilmuwan Dubna menyarankan pemberian nama kurchatovium dan simbol Ku untuk unsur 104 untuk menghormati Igor Vasilevich Kurchatov (1903-1960), mantan ketua Riset Nuklir Uni Soviet. Grup Berkeley percaya bahwa 258-104 yang mereka identifikasikan adalah benar, tetapi tidak seyakin atas eksperimen mereka terhadap 257-104 dan 259-104.
Klaim untuk penemuan dan pemberian nama unsur 104 masih dalam tanda tanya. Grup Berkeley mengajukan nama rutherfordium (Rf) untuk menghormati Ernest Rutherford, fisikawan Selandia Baru. Sementara ini, organisasi International Union of Pure and Applied Physics mengajukan nama sementara yang netral unnilquadium.
242Pu + 22Ne -> 104 + 4n.
Ilmuwan-ilmuwan Dubna menyarankan pemberian nama kurchatovium dan simbol Ku untuk unsur 104 untuk menghormati Igor Vasilevich Kurchatov (1903-1960), mantan ketua Riset Nuklir Uni Soviet. Grup Berkeley percaya bahwa 258-104 yang mereka identifikasikan adalah benar, tetapi tidak seyakin atas eksperimen mereka terhadap 257-104 dan 259-104.
Klaim untuk penemuan dan pemberian nama unsur 104 masih dalam tanda tanya. Grup Berkeley mengajukan nama rutherfordium (Rf) untuk menghormati Ernest Rutherford, fisikawan Selandia Baru. Sementara ini, organisasi International Union of Pure and Applied Physics mengajukan nama sementara yang netral unnilquadium.
2.4.2 Sifat Fisik dan Kimia Senyawa Rutherfordium
Simbol
|
:
|
Rf
|
Radius
Atom
|
:
|
Ã…
|
Volume
Atom
|
:
|
cm3/mol
|
Massa Atom
|
:
|
-261
|
Titik
Didih
|
:
|
K
|
Radius
Kovalensi
|
:
|
Ã…
|
Struktur
Kristal
|
:
|
n/a
|
Massa
Jenis
|
:
|
g/cm3
|
Konduktivitas
Listrik
|
:
|
x 106
ohm-1cm-1
|
Elektronegativitas
|
:
|
n/a
|
Konfigurasi
Elektron
|
:
|
[Rn]5f14
6d2 7s2
|
Formasi
Entalpi
|
:
|
kJ/mol
|
Konduktivitas
Panas
|
:
|
Wm-1K-1
|
Potensial
Ionisasi
|
:
|
V
|
Titik
Lebur
|
:
|
K
|
Bilangan
Oksidasi
|
:
|
n/a
|
Kapasitas
Panas
|
:
|
Jg-1K-1
|
Entalpi
Penguapan
|
:
|
kJ/mol
|
2.4.3 Kegunaan
Rutherfordium
Adapun kegunaan dari unsur
Rutherfordium ini belum diketahui karena unsur Rutherfordium ini merupakan
unsur transuranium yang termasuk transaktinida, yang berarti bahwa memiliki
nomor atom lebih besar dari nomor atom Uranium (92), dan semua unsur yang memiliki
nomor atom lebih dari 92 tidak ditemukan di alam. Kesemua unsur tersebut
termasuk Rutherfordium merupakan unsur radioaktif dengan waktu paruh lebih
pendek dari bumi, sehingga atom-atom ini jika pernah ada di bumi telah lama
meluruh.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Unsur-unsur
golongan IVB
merupakan unsur-unsur logam yang
sangat keras dan merupakan konduktor yang baik serta memiliki titik leleh dan
titik cair yang tinggi. Unsur-unsur golongan IVB ini terdiri dari Titanium (Ti), Zirkonium (Zr), Hafnium (Hf), dan Rutherfordium
(Rf), yang semuanya memiliki
Konfigurasi elektron terluar (n-1) d2 ns2.
Akan tetapi, keempat
unsur tersebut juga memiliki sejarah, karakteristik, dan kegunaan yang
berbeda-beda. Seperti titanium,
dapat digunakan untuk bahan pembuat
pesawat, zirkonium
yang digunakan untuk pembuatan baja,
membuat batang kendali reaktor yang digunakan dalam kapal selam nuklir, dan
Rutherfordium yang hanya dapat disintesis dan bersifat amat radioaktif.
3.2 Saran
Mengetahui
sejarah, sifat, dan kegunaan suatu unsur adalah penting bagi seorang kimiawan
maupun masyarakat, karena dengan mengetahui sejarah, sifat, dan kegunaan suatu
unsur, kita dapat memahami bagaimana cara menggunakan unsur tersebut dengan
benar dan tidak menyalahgunakannya untuk perbuatan yang tidak baik, karena
bahan kimia/unsur kimia dapat saja digunakan untuk kebaikan dan keburukan.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,
Raymond.2005. Kimia Dasar Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Sahira, Naila. 2011. Kimia. Jakarta: PT. Grasindo
Sunardi.
2006. 116 Unsur Kimia Deskripsi dan
Pemanfaatannya Cet.1.Bandung : Yrama Widya.
Anonim.
2008. Zirkonium. Diunduh di http://id.wikipedia.org/wiki/Zirkonium pada 13 Mei 2014 pukul
19.00 WIB.
Anonim 2011. Golongan
IVB. Diunduh di http://www.scribd.com/doc/91967383/GOLONGAN-IV-B pada 8 Mei
2014 pukul 20.16 WIB
Nasution, Irul. 2013. Unsur-Unsur Golongan IVB. Diunduh di http://dunia-artikelkimia.blogspot.com/2013/04/unsur-unsur-golongan-ivb-kimia_9818.html
pada 15 Mei 2014 pukul 21.20 WIB
Septyssi. 2010. Unsur
Golongan IVB. Diunduh di http://neverendingstory-chems08.blogspot.com/2010/03/setelah-kemaren-udah-posting-tentang.html
pada 15 Mei 2014 pukul 21.21 WIB
Posting Komentar