NASIONALISME
DAN DEKOLONISASI DI ASIA AFRIKA
Pasca-Perang
Dunia II, semangat untuk menentukan nasib sendiri dari Negara-negara jajahan
sangat mendominasi Negara-negara Asia dan Afrika seperti India, Filipina,
Turki, dan Mesir. Semangat untuk menentukan nasib sendiri ini juga menular ke
Indonesia. Proses dekolonisasi Negara-negara Asia dan Afrika kemudian menjadi
fenomena yang dominant pada akhir Perang Dunia II. Kondisi ekonomi dan politik
Indonesia pun mengalami berbagai perubahan yang signifikan.
Runtuhnya
kekuasaan colonial di kawasan Asia dan Afrika ini menjadi awal dari berubahnya
struktur politik global. Jumlah Negara-negara menjadi berkembang lebih banyak.
Tercatat pada pasca Perang Dunia II jumlah Negara mencapai 51 negara, dan saat
ini telah mencapai 192 negara. Proses dekolonisasi ini dipicu oleh adanya
gerakan-gerakan nasionalisme yang berkembang di masing-masing Negara di Asia
dan Afrika. Tercatat seperti Gerakan Turki Muda, Gerakan Nasionalisme Filipina,
Gerakan Nasionalisme Cina, Gerakan Nasionalisme India, dan berbagai gerakan
serupa yang muncul di Negara-negara seperti Cina, Jepang, Mesir, Libya,India,
dan lainnya.
1.
Nasionalisme di Jepang
Nasionalisme di Jepang muncul setelah kedatangan bangsa
barat ke Jepang yang dipelopori oleh Komodor Matthew Calbraith Perry yang
ditandai dengan penandatanganan perjanjian Shimoda oleh Shogun Yoshinabu
Tokugawa pada tahun 1854 yang isinya pelabuhan-pelabuhan Shimoda dan Hakodate
dibuka untuk perdagangan bangsa asing. Sejak saat itu Jepang menjadi negara yang
terbuka untuk bangsa barat dan bangsa-bangsa yang lain. Sebelumnya Jepang
menerapkan politik isolasi yang membatasi kontak dengan bangsa lain. Pada waktu
itu, di Jepang sedang terjadi gerakan anti Shogun (Shogun adalah pemerintahan
yang bercorak militer yang dipimpin oleh seorang panglima tentara, Sering juga
disebut dengan pemerintahan Bakufu artinya pemerintahan tentara di bawah
Shogun). Para pendukung gerakan ini menginginkan kekuasaan pemerintahan
diserahkan kembali kepada kaisar. Akhirnya pada tanggal 8 November 1867 Shogun
meletakkan jabatannya dan menyerahkan kekuasaannya kepada kaisar Meiji atau
Kaisar Mutsuhito. Pada masa pemerintahan kaisar Meiji dilaksanakn program
restorasi yang bertujuan mengejar ketertinggalan bangsa Jepang terhadap bangsa lain,
khusunya Barat.
Pembaharuan
awal :
a.
Pada tanggal 3 Januari 1868 Kaisar Meiji mengumumkan dihapuskannya sistem
pemerintahan bakufu.
b.
Kaisar Meiji membentuk Gen-fo-in (badan konstituante), yang bertugas menyusun
undang-undang dan mengurus kehakiman
c.
Untuk memperkokoh kedudukan pemerintah dan kesatuan bangsa Jepang maka Kaisar
Meiji mengambil tindakan-tindakan berikut:
-
Memindahkan ibu kota negara dari Kyoto ke Tokyo
-
Diciptakan bendera kebangsaan Hinomaru
-
Syintoisme dijadikan agama negara
-
Diciptakan lagu kebangsaan Kimigayo
-
Semangat Busyido menjadi cita-cita umum rakyat Jepang
d.
Pada tanggal 6 April 1868 Kaisar Meiji mengumumkan proklamasi yang akan
membentuk parlemen sebagai wakil rakyat.
e.
Tentara-tentara pribadi milik kaum bangsawan dibubarkan dan dibentuk tentara
nasional Jepang.
Pembaharuan
secara modern merupakan kelanjutan dari pembaharuan tahap pertama yang meliputi
beberapa aspek yakni:
a.
Dalam bidang politik / pemerintahan dilakukan penghapusan sistem feodalisme dan
membentuk pemerintahan yang bersifat desentralisasi agar pemerintahan menjadi
kuat. Pada tahun 1889 diumumkan berlakunya Undang-Undang dasar negara Jepang
parlemen (Gikai) yang terdiri dari 2 majelis yaitu majelis tinggi dan majelis
rendah.
b.
Dalam bidang sosial menghapuskan sistem hukum yang berdasarkan pelapisan sosial
dan menegakkan persamaan derajat
c.
Dalam bidang militer, Kaisar Meiji membentuk Gunbatsu atau Departemen
Pertahanan yang bertanggung jawab kepada kaisar. Setiap warga negara yang
berusia 20 tahun dikenakan wajib militer. Persenjataan dibeli dari
negara-negara Eropa Barat. Mengirim keluarga Satsuma untuk belajar pada
Angkatan Laut Inggris dan keluarga Chosu untuk belajar pada Angkatan Darat
Prusia (Jerman)
d.
Pada bidang pendidikan, Jepang mengirim mahasiswanya untuk belajar di
negara-negara barat. Selain itu juga mendatangkan tenaga ahli dari
negara-negara Barat. Tahun 1871 dibentuk Departemen Pengajaran, bertugas
melakukan pembaharuan pendidikan dengan sistem Eropa Barat. Dikeluarkannya
Undang-undang wajib belajar, bagi setiap anak yang berusia 6-14 tahun.
Didirikan sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh negeri
jepang.
e.
Bidang Ekonomi dan industri, Dikeluarkan peraturan baru tentang kepemilikan
tanah dan pajak pertanian, mendirikan laboratorium-laboratorium penelitian
tanaman pertanian, mendatangkan ahli-ahli pertanian dan mesin-mesin pertanian
modern dari Eropa Barat, mendatangkan mesin-mesin industri modern dari Inggris,
meningkatkan hasil produksi teh dan sutera untuk memperoleh devisa negara ,
membangun pabrik, galangan kapal, pusat pembangkit listrik, jaringan
telekomunikasi, jalan kereta api, dsb.
Akibat
dari restorasi ini, jepang menjadi negara yang paling maju di kawasan Asia.
Salah satu prestasi dari kemajuan di bidang militer adalah keberhasilan Jepang
mengalahkan Rusia pada tahun 1905.
2.
Nasionalisme di Cina
Akibat kalah pada perang candu Cina yang saat itu dikuasai
dinasti manchu harus menandatangani perjanjian nanking yang isinya antara lain
:
a.
Cina harus menyerahkan Hongkong ke Inggris
b.
Cina harus membayar kerugian kepada pedagang Inggris yang barang dagangan
(candu) telah dibakar
c.
Pelabuhan Kanton dan beberapa pelabuhan lainnya dibuka untuk perdagangan dengan
Inggris
Pada
tahun 1900 terjadi pemberontakan Boxer, sebagai wujud kebencian rakyat Cina
terhadap orang-orang barat yang menduduki tanah airnya. Pemberontakan ini
dipimpin oleh Ratu Tshe -Shi. Akan tetapi pemberontakan boxer berhasil
dipadamkan oleh bersatunya bangsa bangsa Eropa di Cina. Kekalahan-kekalahan
yang di derita oleh kekaisaran Cina dalam menghadapi bangsa Asing menyadarkan
jiwa nasionalisme rakyat Cina untuk menentang penjajahan. Muncullah tokoh
nasional Cina yaitu Dr. Sun Yat sen. Dasar perjuangan Sun Yat Sen di kenal
dengan " San Min Chu-i atau tiga asas kerakyatan yang meliputi:
a.
Nasionalisme atau kebangsaan
b.
Demokrasi atau kedaulatan rakyat
c.
Sosialisme atau kesejahteraan sosial
Pada
tanggal 2 Januari 1912 Sun Yat Sen memproklamasikan berdirinya Republik Cina
yang berpusat di Kanton. Presiden pertamanya adalah Yuan Shih Kai (1912-1916)
yang kemudian digantikan oleh Sun Yat Sen (1916-1925).
3.
Nasionalisme di India
Gerakan nasionalisme di India muncul pada tahun 1885 dengan
di tandai berdirinya All Indian National Congress, atau biasa disebut Congress.
Congress adalah semacam majelis rakyat yang di dalamnya terdapat wakil-wakil
dari golongan hindu, Budha, dan Islam. Tokoh-tokohnya yang terkenal antara lain
Mahatma Gandhi, Ali Liqut Khan, Jawaharlal Nehru, Mohammad Ali Jinnah, B.G
Tilaq dan Banerjee. Di antara mereka yang paling menonjol adalah Mahatma
Gandhi, dengan dasar perjuangannya sebagai berikut:
a.
Ahimsa yaitu melakukan gerakan perlawanan tanpa menggunakan kekerasan.
b.
Hartal yaitu gerakan yang bersifat pasif atau disebut juga mogok kerja
c.
Satyagraha yaitu gerakan cinta tanah air dengan tidak bekerja sama dengan
penjajah
d.
Swadesi yaitu menggunakan barang produksi dalam negeri
Selain
4 dasar tersebut, terdapat juga gerakan-gerakan perlawanan antara lain:
a.
Gerakan Sosial Brahma Samaj yang dipimpin oleh raja Ramohan Ray. Gerakan ini
bertujuan untuk menghapuskan adat tradisi kuno, aturan kasta dan mengajar dasar
monotheisme dalam agama Hindu.
b.
Gerakan pendidikan Santiniketan yang dipimpin oleh Rabindranath Tagore, penyair
besar bangsa India. Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah
air dan budaya India
c.
The Great India Mutiny (Pemberontakan Sipahi), yaitu pemberontakan bersenjata
para prajurit EIC yang mendapat dukungan dari rakyat. Pemberontakan ini dipimpin
oleh Bahadur Syah, raja Moghul di India.
4.
Nasionalisme Filipina
Pada tahun 1898 pecahlah pemberontakan Katipunan dari rakyat
Filipina melawan Spanyol. Pemberontakan ini merupakan awal dari gerakan
nasionalisme di Filipina. Dipimpin oleh Yose Rizal yang akhirnya dijatuhi
hukuman mati oleh pemerintah Spanyol. Nasionalisme Filipina dilanjutkan oleh
pemimpin Emilio Aqunaldo yang berhasil mendirikan Liga Pembebasan Filipina dan
pada tanggal 12 Juni 1898 memproklamasikan Republik Filipina Merdeka. Filipina
jatuh ke tangan Amerika serikat dari tangan Spanyol. Untuk menyiapkan
kemerdekaan Filipina maka Amerika serikat mengeluarkan Undang-Undang "The
Tydings Mc Duffie Act" pada tahun 1934. Berdasarkan undang-undang ini
Filipina mendapat status Commonwealth selama 12 tahun. Sebagai realisasi The
Tydings Mc Duffie Act, kemerdekaan Filipina dilaksanakan pada tanggal 4 Juli
1946 dengan presiden pertama Manuel Roxas.
5.
Nasionalisme Turki
Pemerintah Turki yang sangat lemah mendapat julukan
"The Sick Man from Europe". Pada tahun 1919 muncullah gerakan Turki
Muda yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha, tujuannya adalah untuk mengusir
kekuatan sekutu dan rezim lama yang lemah. Pada tanggal 23 Juli 1923
ditandatangani perjanjian Laussane antara Turki dan Sekutu yang isinya:
a.
Thracia Timur dikembalikan ke Turki]
b.
Turki melepaskan semua daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki, yaitu Arab
yang menjadi negara merdeka, Libia diambil alih Italia, Mesir, Palestina, Irak
dan Siprus diambil alih oleh Inggris, Suriah dan Libanon diambil alih oleh
Prancis.
c.
The Straits (selat) terbuka untuk semua kapal
d.
Semua hak ekstrateritorial bangsa asing dihapuskan
e.
Tidak ada keharusan bagi Turki untuk mengurangi angkatan perangnya
f.
Turki tidak perlu membayar kerugian perang
g.
Turki harus melindungi minoritas
Mustafa
Kemal Pasha berupaya menjadikan Turki republik modern. Kebijakannya untuk
memodernkan Turki yaitu dengan :
a.
Menyusun undang-undang dasar baru
b.
Melaksanakan ekonomi etatisme
c.
Melaksanakan rencana pembangunan lima tahun
d.
Huruf Arab diganti dengan huruf latin
e.
Melaksanakan pemerintahanan sekuler
6.
Nasionalisme Mesir
Pada tahun 1881 timbul pemberontakan rakyat di Mesir yang
dipimpin Arabi Pasya. Peristiwa ini merupakan kebangkitan semangat kebangsaan
Mesir, yang kemudian berkembang dalam bentuk gerakan pembaharuan dalam Islam,
yang dikenal dengan Gerakan Salafiah, dipelopori oleh para alim ulama seperti
Jamaluddin Al Afghani, Syah Muhammad Abduh, dan lain-lain. Pada bulan februari
1922 Inggris menyatakan kemerdekaan Mesir.
7.
Nasionalisme di Libya
Di Libya, prgerakan nasionalisme dipelopori oleh Raja Idris
El-Sanusi. Ia mulai memimpin perjuangan rakyat Libya dalam melawan dominasi
penjajahan Italia tahun 1916. Keberhasilan pergerakan nasionalisme yang dipimpin
olehnya tercapai pada tahun 1949. Ia memelopori pendeklarasian Libya sebagai
Negara merdeka dengan menetapkan Tripoli sebagai ibukota Negara. Peristiwa itu
terjadi dengan seiring kalahnya Italia pada Perang Dunia II. Idris El-Sanusi
juga berperan dalam memersatukan Tripolitania, Fezzan, dan Cyrenaica tahun
1949. Meskipun tersingkir dari kudeta militer yang dipimpin oleh Muammar
Khadafi di tahun 1969, Idris telah berhasil memimpin perjuangan nasionalisme
Libya.
8.
Nasionalisme di Birma (Myanmar)
Di
Birma (Myanmar), proses dekolonisasi berlangsung dalam rangka melepaskan diri
dari jajahan Inggris. KolonialInggris menjajah Birma sejak 1886 hingga 1942.
Penjajahan Inggris di Birma mempunyai peran dalam meningkatkan rasa
nasionalisme rakyat Birma dalam menentang pemerintahan kolonial ini.
Meningkatnya nasionalisme rakyat Birma dipicu oleh pindahnya pemerintahan
colonial Inggris dari kota Mandalay ke kota Yangoon tahun 1886. Kota Yangoon
digunakan Inggris sebagai subbagian dari pemerintahan Inggris di India.
Akibatnya,
banyak warga India yang bermigrasi ke Birma. Di sisi lain, di bawah
pemerintahan colonial Inggris, Birma menjadi salah satu Negara pengekspor beras
terbesar di dunia. Hal ini membuat Birma mengalami masalah disintegrasi social.
Penyebabnya karena system perekonomian tersebut tidak dikuasai oleh rakyat
Birma, melainkan oleh pemerintah colonial Inggris. Pergerakan nasionalisme pun
mulai muncul. Salah satunya adalah pergerakan yang bernama Young Men’s
Buddhist Association atau Asosiasi Pemuda Budha. Perwujudan aksinya adalah
dengan melakukan demonstrasi dan pemogokan kerja, serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam politik dan pemerintahan Negara bentukan Inggris.
Hal itu dilakukan untuk melancarkan reformasi total di Birma. Mereka juga melakukan
agitasi mengenai pentingnya pemisahan diri dari India dan pembentukan Negara
Birma merdeka.
Munculnya
pergerakan nasionalisme masyarakat Birma tidak hanya terjadi di perkotaan,
melainkan juga di pedesaan di derah pedesaan, muncul gerakan pemberontakan terhadap
pemerintahan kolonial Inggris yang bernama Saya San Rebellion pada 1930 hingga
1932. Pergerakan inimendapat dukungan yang kuat dari rakyat Birma, meskipun
tidak lama kemudian diberantas habis oleh pemerintahan kolonial Inggris. Akan
tetapi bibit-bibit penggerak kemerdekaan Birma lainnya pu bermunculan. Para
penggerak ini lazimnya adalah aktivis dari kalangan mahasiswa atau yan biasa
disebut dengan Thakin. Salah satu Thakin yang menonjol adalah U Aung San. Ia
adalah mantan prajurit yang dididik oleh Jepang dan kemudian membentuk Burma
Independence Army (BIA), atau Tentara Pembebasan Birma. Meskipun BIA
membantu Jepang untuk menginvasi Birma pada masa Perang Dunia II, pergerakan
ini kemudian menjadi pelopor dalam menyingkirkan penjajahan Jepang dari Birma.
Pada proses deklnisasi Jepang dari Birma, BIA mengubah namanya menjadi Anti-Fascist
People’s Freedom League (AFPFL). Kemerdekaan Birma kemudian da proklamirkan
pada 4 Januari 1948. presiden pertamanya adalah Sao Shwe Thaik, dengan perdana
mentri Thakin Nu.
Transformasi
politik di kawasan Asia dan Afrika pasca-Perang Dunia II memiliki kecenderungan
berupa faham sosialisme yang cukup mendominasi. India, Birma, bahkan Indonesia
sekalipun memiliki unsur sosialisme yang sangat kental di dalam pergerakan nasionalismenya
. Di India, pemerintahan Pandit Jawaharlal Nehru yang berlangsung pada masa
awal kemerdekaan India sangat bernuansa sosialis demekian pula Birma, unsure
komunisme berperan cukup besar. Mayoritas kursi pemerintahan Birma oleh
orang-orang berpemikiran sosialisme-komunisme. Di Indonesia, faham komunisme
berkembang dengan dibentuknya Partai Komunis Indonesia pada masa pergerakan
nasional, tetapi surut pada masa pendudukan Jepang. Gerakan komunis muncul lagi
pasa Perang Dunia II ketika terjadi pemberontakan komunis pada 1948 di Madiun.
Posting Komentar